Gadis Kecil dari Aleppo Ini Akan Menulis Buku tentang Penderitaan Anak-anak Suriah
SALAM-ONLINE: Bana Alabed, anak perempuan Suriah berusia 7 tahun, yang berkicau di twitter saat Aleppo terkepung, akan menulis sebuah buku. Buku itu akan berkisah tentang kondisi hidupnya di bawah pengepungan rezim Asad, serta perjalanannya untuk mengatasi masalah yang dialaminya bersama keluarga dan anak-anak Suriah, lansir The Independent, Kamis (13/4).
“Saya berharap buku saya akan membuat dunia melakukan sesuatu untuk anak-anak dan orang-orang Suriah dan membawa perdamaian ke anak-anak di seluruh dunia yang hidup dalam perang,” kata Bana.
Bana Alabed dan keluarganya akhirnya berhasil menyelamatkan diri dari kebiadaban rezim Suriah pada Desember tahun lalu. Saat ini Bana dan keluarganya tengah membangun kembali kehidupan mereka di Ankara, Turki.
Buku memoar itu diterbitkan oleh Simon & Schuster dan akan dirilis pada musim gugur, 2017. Gadis kecil ini telah banyak mengalami penderitaan dan trauma saat pengepungan berlangsung di Aleppo.
“Saya masih bermimpi, saya masih berada di Aleppo dan melihat serangan udara, anak-anak sekarat. Saya sangat sedih dan menangis,” ungkapnya.
Dalam buku tersebut Bana akan menceritakan kisah tentang bagaimana dia dan keluarganya menyelamatkan diri dari perang Suriah dan membangun kembali kehidupan yang jauh dari tanah air mereka.
Bana Alabed mengatakan dirinya sangat bersemangat untuk prospek bukunya. “Saya sangat senang memiliki kesempatan untuk menceritakan kisah saya dan tentang apa yang telah terjadi di Aleppo kepada dunia,” ujarnya.
Bana telah mendokumentasikan serangan udara atas Aleppo sejak September lalu setelah ibunya, Fatimah, yang mengajari putrinya bahasa Inggris, membantu dia mengatur akun Twitter.
Pada Desember 2016 lalu, Bana dan keluarganya dievakuasi dari wilayah perang, Timur Aleppo, ke Turki, setelah kota itu jatuh kembali di bawah kendali rezim Suriah.
Editor senior di Simon & Schuster, Christine Pride, mengatakan ia “terpikat” oleh tweet Bana. “Mengingat pahlawan muda, pengalaman Bana dan pesan moral akan melampaui berita utama dan menembus melalui suara politik dan perdebatan untuk mengingatkan kita kepada kemanusiaan perang dan pengepungan,” katanya.
Tapi ketegangan diplomatik atas konflik Suriah terus meningkat, terlebih lagi setelah Rusia memveto Resolusi DK-PBB yang mengutuk rezim Basyar Asad terkait penggunaan senjata kimia di Suriah.
Mayoritas masyarakat internasional menyalahkan serangan kimia rezim Asad di provinsi Idlib, yang menelan nyawa sedikitnya seratusan orang, terbanyak anak-anak. (EZ/salam-online)
Sumber: The Independent