‘Hari Kemarahan’ Digelar, 50 Demonstran Palestina Terluka Parah Diserang Penjajah ‘Israel’
RAMALLAH (SALAM-ONLINE): Sedikitnya 50 pengunjuk rasa Palestina terluka parah setelah bentrok dengan penjajah “Israel” dalam sebuah hari yang disebut “hari kemarahan” yang digelar di wilayah-wilayah Palestina yang dijajah “Israel”.
Hal itu dilakukan demonstran Palestina untuk menunjukkan solidaritas atas 1.500 narapidana yang melakukan mogok makan di penjara-penjara “Israel”.
Sebagian besar luka akibat inhalasi gas air mata, sementara beberapa pemrotes ditembak dengan peluru karet, kata seorang juru bicara kementerian Palestina kepada Aljazeera, Sabtu (29/4).
Direktur Rumah Sakit Ramallah Ahmad Bitawi mengatakan lebih dari 20 orang terluka. Dia mengungkapkan sebagian besar pengunjuk rasa mengalami cedera kaki.
Menurut Ahmad Bitawi, “Hari kemarahan” itu dilakukan oleh Fatah, partai politik Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bersama komite nasional dengan tujuan untuk mendukung mogok makan para tahanan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pekan lalu, Fatah mengatakan perlakuan “berlebihan” atas pendudukan “Israel”, terutama dilakukan di penjara penjajah itu.
Pada Jumat (28/4), warga Palestina di seberang Tepi Barat berkumpul dengan menyiapkan tenda-tenda sebagai aksi solidaritas atas 1.500 narapidana yang ditahan “Israel”.
Di lereng bukit yang menghadap pintu masuk ke penjara Ofer, sejumlah tahanan menahan lapar. Melihat hal itu, puluhan pemuda melemparkan batu ke kendaraan militer “Israel”, sementara pasukan penjajah itu menanggapi dengan tembakan gas air mata dan peluru karet.
Bentrokan juga meletus di kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat dimana para pemrotes melemparkan batu ke pasukan “Israel”, kemudiaan ditanggapi dengan berbagai senjata pengendali massa dan tembakan langsung, menurut media setempat.
Tahanan Palestina memulai mogok makan pada 17 April lalu untuk memprotes kondisi di penjara “Israel”, meminta lebih banyak kunjungan keluarga, mendapat perawatan medis yang lebih baik dan diakhirinya penyiksaan serta penahanan administratif, pemenjaraan tanpa tuduhan atau percobaan.
Sekitar 6.500 warga Palestina saat ini ditahan di penjara “Israel”, 500 di antaranya ditahan di bawah penahanan administratif. (EZ/Salam-Online)
Sumber: Aljazeera