JAKARTA (SALAM-ONLINE): Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) terang-terangan menolak keras Dakwah Khilafah yang diusung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sehingga belakangan kerap melakukan tindakan pembubaran terhadap kegiatan kelompok ini.
Banser tercatat telah membubarkan pengajian kelompok atau Ormas Islam lain, hingga penghadangan “kampanye” khilafah yang dilakukan oleh HTI.
Terakhir, pembubaran dilakukan polisi terhadap pengajian bertema remaja oleh salah satu aktivis HTI, Ustadz Felix Siauw. Polisi mengaku membubarkan lantaran adanya laporan dari salah satu ormas.
Karena itu, GP Ansor dengan Banser-nya, diiimbau oleh Ketua Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustadz Bachtiar Nasir untuk mengedepankan dialog.
“Usul saya bertemulah Ketua HTI dengan Ketua GP Ansor. Bicarakan berdua baik-baik, di hadapan pemerintah. Dialog baik-baik,” kata Ustadz Bachtiar usai konferensi pers Aksi 55 di AQL Islamic center, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/5).
Menurut Ustadz Bachtiar, banyak yang salah paham terkait gerakan HTI di Indonesia sehingga hal tersebut haruslah diluruskan dengan dialog agar tidak terjadi lagi hal serupa dilakukan Banser dan GP Ansor.
“Saya kira itu lebih banyak kesalahpahamannya. Insya Allah pintu dialog yang akan mempertemukan mereka. Saya yakin banyak yang salah paham tentang HTI ya,” ujar Ustadz Bachtiar.
Ustadz Bachtiar yang juga anggota Dewan Pertimbangan MUI itu mengungkapkan bahwa selama ini HTI belum mendapatkan ruang untuk berdialog.
“Dan HTI juga belum diberikan ruang untuk berdialog secara terbuka dengan mereka-mereka ini (yang menolak, red). Insya Allah kalau sudah terjadi dialog, sebetulnya akan ada solusi-solusi,” terangnya. (MNM/Salam-Online)