Minta Suaka di Jerman, Sepupu Basyar Asad Dipukuli Para Pengungsi
SALAM-ONLINE: Media Jerman melaporkan bahwa sepupu Presiden Suriah Basyar Asad dipukuli di sebuah kamp pengungsi di kota Warendorf, Jerman, setelah dia gagal mendapatkan suaka di sana.
Surat kabar Jerman Westfalische Nachrichten memberitakan bahwa Fatima Massoud, mantan istri Hilal al-Asad, telah sampai di kota pada musim panas 2016 dan mengajukan permohonan suaka di Jerman. Namun permohonannya ditolak dan dia mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Sumber tersebut mengatakan, menurut pernyataan yang diterjemahkan oleh All4Syria, sebagaimana dilansir SyrianObserver, Rabu (14/6), dia berulang kali dipukuli oleh orang-orang Suriah di kamp pengungsian.
Surat kabar itu mengatakan bahwa Massoud tidak memberi tahu pihak berwenang setempat mengenai latar belakang keluarganya dan tidak mengungkapkan hubungannya dengan Basyar Asad, yang oleh surat kabar tersebut digambarkan sebagai “diktator”.
Surat kabar itu menyebutkan bahwa Hilal al-Asad terbunuh pada 2014 oleh kelompok oposisi, saat memimpin sebuah milisi Syiah bersama pasukan rezim Asad.
Sementara lembaga Deutsche Welle mengutip kepala biro polisi di Warendorf mengatakan bahwa salah satu kerabat Basyar Asad telah mengajukan suaka kepada pihak berwenang di Jerman.
Dia mengatakan bahwa wanita itu adalah janda dari salah satu sepupu Presiden Asad. Dia telah berkali-kali dipukuli oleh orang-orang Suriah di dalam kamp pengungsian. Kepala biro polisi itu juga mengatakan bahwa wanita tersebut saat ini tinggal di sebuah kamp pengungsi di daerah Warendorf, Jerman barat.
Masih menurut kepala polisi itu, permintaan suaka yang diajukan oleh wanita yang memiliki kewarganegaraan ganda Lebanon-Suriah itu, telah ditolak. Dan dia mengajukan banding atas keputusan tersebut. “Kami tidak tahu alasan untuk mengajukan aplikasi ini,” ujar janda Hilal Asad itu. (EZ/salam-online)
Sumber: SyrianObserver