JAKARTA (SALAM-ONLINE): Perseteruan antara ulama dan pemerintah akhir-akhir ini, masih belum menemui ujungnya. Habib Rizieq Syihab dan GNPF-MUI pernah diusulkan oleh beberapa tokoh bangsa untuk melakukan rekonsiliasi atas perbedaan pendapat dengan pemerintah.
Habib Rizieq dan para ulama pun mengapresiasi usulan tersebut. “Perlu dibuat format yang tepat bagaimana rekonsiliasi yang bisa mengantarkan kepada kedamaian dan menyetop segala kegaduhan,” ujar Habib Rizieq saat memberi sambutan lewat pesan elektronik di acara Silaturahim & Konsolidasi Nasional yang digelar GNPF-MUI di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Timur, Jum’at (16/6).
Habib Rizieq mengaku selama ini tetap mengedepankan dialog dan mengutamakan rekonsiliasi. Namun menurutnya jika rekonsiliasi gagal dan pemerintah serta penegak hukum tetap mengkriminalisasi dan memberangus Hak Asasi Manusia ulama maupun para aktivis, atau tetap dalam posisi memarjinalkan Islam, Habib Rizieq menegaskan untuk tetap melawan.
“Akan tetapi jika rekonsiliasi gagal dan tetap ditolak sementara ulama tetap dikriminalisasi, diberangus hak asasi manusianya, serta Islam juga terus dimarjinalkan, tidak ada kata lain kecuali lawan,” tegas Habib Rizieq.
Selanjutnya, Imam Besar Front Pembela Islam ini mengembalikan terkait hal tersebut kepada pemerintah untuk memilih: melakukan rekonsiliasi atau akan menghadapi revolusi. “Pilihannya ada di pemerintah, rekonsiliasi atau revolusi,” tandas Habib Rizieq. (Nizar Malisy/Salam-Online)