JAKARTA (SALAM-ONLINE): Lembaga kemanusiaan Indonesian Humanitarian Relief (IHR) disebut-sebut sebagai penopang dana Cyber Troops di Indonesia oleh akun Twitter milik aktivis muda Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya yang diretas, @MustofaNahra, pada sabtu (26/8/2017).
Belum diketahui siapa yang dimaksud dengan Cyber Troops (pasukan cyber) oleh akun tersebut. Namun Mustofa dan pihak IHR sendiri menampik tuduhan itu dengan menyebutkan bahwa apa yang dipasang oleh akun @MustofaNahra yang dicuri itu adalah hoax, sebuah kedustaan dan kekonyolan. Apalagi, seperti ditegaskan sumber dari IHR sendiri, sebagai lembaga kemanusiaan, IHR selama ini hanya menyalurkan dana untuk kemanusiaan dan sosial, tidak untuk lainnya.
Dikatakan hoax, lantaran gambar yang dipasang akun @MustofaNahra di Twitter yang sudah berpindah tangan tersebut bukanlah milik IHR, tetapi, kata Mustafa, itu adalah foto saat dia bersama aktivis kemanusiaan Indonesia berkunjung ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Istanbul, Turki, pada Mei 2015 lalu.
Mustofa yang turut dalam kunjungan itu juga melaporkan aktivitas mereka dengan lembaga kemanusiaan IHH Turki, ke KJRI Istanbul. Foto kanan paling bawah adalah saat Mustofa dan aktivis kemanusiaan Indonesia berada di kantor pusat IHH, di Istanbul.
Senada dengan Mustofa, pihak IHR sendiri membantah foto-foto itu milik lembaga kemanusiaan tersebut. “Kami sudah klarifikasi dan terkonfirmasi, itu kegiatan Pak Mus (Mustofa Nahrawardaya) bersama aktivis kemanusiaan Indonesia waktu menggalang kerja sama dengan IHH Turki dan KJRI Istanbul. Itu foto lagi di KJRI Istanbul dan di kantor pusat IHH, bukan milik IHR,” ungkap sumber IHR saat dikonfirmasi Salam-Online, Ahad (27/8).
IHR sendiri pada 2015 itu, ungkapnya, belum berdiri. “IHR masih belum ada waktu itu,” kata sumber tersebut.
Akun @MustafaNahra itu mengunggah foto di Twitter dengan keterangan bahwa IHR adalah lembaga di Turki. Padahal IHR sendiri adalah lembaga kemanusiaan dari Indonesia yang bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan IHH Turki yang konsen terhadap isu-isu dan krisis kemanusiaan di seluruh dunia.
“Cyber Troops jelas dananya sangat kuat langsung disuplai dari IHR Foundation di Turki… Terima Kasih IHR Foundation…,” tulis akun @MustofaNahra, seakan Mustofa Nahrawardaya yang menyatakan itu.
Seperti diberitakan, akun @MustofaNahra diakui oleh pemiliknya, Mustofa Nahrawardaya, telah berpindah tangan ke pihak yang tidak bertanggungjawab. Sekitar akhir tahun 2016, Mustafa mengaku, akunnya itu dicuri dan dikendalikan pihak lain. Saat ini, Mustofa sendiri menggunakan akun Twitter baru @NetizenTofa.
Sebelumnya juga diberitakan, akun @MustofaNahra menyebutkan pengacara Eggi Sudjana sebagai penyokong dana kelompok Saracen. Bukan hanya itu, akun @MustofaNahra seakan membongkar data pribadi banyak orang. Mulai dari mengunggah identitas lewat KTP, Nomor Telepon Genggam, sampai alamat tempat tinggal.
Merespons hal itu pemilik akun @MustofaNahra, yakni Mustofa Nahrawardaya mengungkapkan akunnya telah dicuri pihak yang tak bertanggungjawab pada akhir 2016 lalu. Bahkan nomor Telepon Genggamnya di 0812 8111 8444, sempat dikloning, digunakan untuk tindakan ilegal yang, tentu saja tanpa sepengetahuan dia. (Nizar Malisy/Salam-Online)