JAKARTA (SALAM-ONLINE): Islam mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Islam juga mengajarkan tentang nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Akan tetapi Islam tidak dapat diserasikan dengan demokrasi. Justru yang ada, Islam diseret-seret dan dipaksakan agar cocok dengan demokrasi.
Demikian diungkapkan oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri Prof Dr Bahtiar Effendy dalam diskusi publik ‘Telaah Kritis Demokratisasi Dunia Islam: Perbandingan Pengalaman Indonesia, Turki dan Mesir’ di kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).
Jika dikatakan Islam itu serasi dengan demokrasi, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam (UIN) Jakarta ini balik mempertanyakan, mengapa demokrasi tidak banyak bisa diwujudkan oleh negara-negara Islam.
“Apakah Turki menjadi Islam karena demokrasi? Marilah kita teliti secara jujur. Justru yang ada, Islam kita seret-seret dan dipaksakan untuk cocok dengan demokrasi bahwa Islam cocok dengan demokrasi,” sesal Doktor Ilmu Politik dari Ohio State University ini.
Ia menegaskan, Islam tidak dapat diserasikan dengan demokrasi. “Kata orang, Islam kompatibel dengan demokrasi. Menurut saya, tidak, dan memang belum ada riset yang memuaskan akan hal itu,” ujar Bahtiar. (EZ/Salam-Online)