Tolak Usulan Dialog dari Rusia, Oposisi Suriah: “Ini Tipuan”

Seorang pemimpin oposisi Suriah mengatakan bahwa konferensi yang diusulkan akan serupa dengan dialog antara rezim dan dirinya sendiri. (Foto: Reuters)

SALAM-ONLINE: Oposisi Suriah yang menghadiri putaran terakhir perundingan damai di Astana telah menolak seruan Rusia untuk mengikuti sebuah kongres di kota resor Sochi Laut Hitam.

“Kongres Suriah untuk Dialog Nasional” yang diusulkan oleh Moskow saat perundingan dua hari (30-31 Oktober 2017) di ibu kota Kazakhstan tersebut dikatakan untuk membahas rekonsiliasi antara semua pihak yang bertikai, reformasi politik dan membahas konstitusi baru Suriah.

“Ini adalah tipuan Rusia,” kata Fateh Hassoun yang memimpin delegasi militer oposisi Suriah ke putaran 7 perundingan Astana sebagaimana dilansir Aljazeera, Rabu (1/11/2017).

“Kami tidak mempercayai orang-orang Rusia karena mereka adalah bagian dari perang dan mereka berperang atas nama rezim (Suriah) di lapangan,” tambahnya.

BACA JUGA: RUSIA MAU GELAR ‘DIALOG NASIONAL SURIAH’, TURKI KEBERATAN

Delegasi Rusia mengatakan bahwa konferensi tersebut akan diadakan pada tanggal 18 bulan ini dan dapat diadakan di pangkalan militer Rusia, Hmeimim, Latakia, Suriah, atau di Sochi, Laut Hitam.

Namun oposisi Suriah meyakini Moskow mencoba mengalihkan dan akhirnya mengendalikan proses perdamaian di Suriah dengan menggeser tempat perundingan dari Jenewa dan Astana ke Hmeimim-Sochi yang dikuasai Rusia.

Pemimpin oposisi Suriah Mohamad Alloush mengatakan bahwa konferensi yang diusulkan akan serupa dengan dialog antara rezim dan dirinya sendiri.

Ahmad Ramadhan, juru bicara Koalisi Nasional Suriah, salah satu kelompok oposisi utama Suriah yang berpartisipasi dalam perundingan Astana mengatakan bahwa Koalisi tidak akan berpartisipasi dalam negosiasi apapun dengan rezim di luar tempat Jenewa atau tanpa sponsor PBB.

Baca Juga

Perundingan di Astana sendiri, bagaimanapun, berhasil memaksa Rusia berkomitmen untuk mempertahankan dan memperluas zona de-eskalasi (zona bebas konflik). Oposisi telah bekerja untuk memperkuat kesepakatan mengenai zona de-eskalasi di provinsi Idlib di sekitar Damaskus.

Namun, isu pertukaran tahanan antara rezim dan oposisi tetap menjadi titik akhir dalam pembicaraan tersebut.

Pihak oposisi berpendapat bahwa mereka berhasil memajukan masalah ini dengan bantuan pemerintah Kazakhstan, delegasi Amerika dan Prancis, namun delegasi Iran menolaknya.

“Orang-orang Iran telah mengelak dan berusaha menghalangi kesepakatan selama perundingan di Astana,” Ayman al-Asemi, anggota dewan militer dari pihak oposisi Free Syrian Army (FSA) mengatakan kepada Aljazeera.

“Orang-orang Iran mencegah penyelidikan di masa depan mengenai peran mereka dalam melakukan kejahatan perang di Suriah,” tambahnya.

Ahmad Kamel, seorang wartawan Suriah yang berbasis di Prancis dan pendukung oposisi, mengatakan bahwa Rusia menginginkan penyerahan sepenuhnya Suriah.

“Ini akan menjadi pengkhianatan terhadap ratusan ribu korban yang kehilangan nyawa dan rumah mereka.” (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga