ACT: Untuk Dapat Satu Paket Makanan, Warga Palestina Butuh 10 Dollar
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), melaporkan bahwa kehidupan warga Palestina saat ini belumlah berujung normal. Warga Palestina sulit untuk mencari nafkah.
Apalagi, menurut ACT, untuk satu paket makanan saja di Baitul Maqdis (Yerusalem) saat ini mencapai US$10. Itu artinya, jika dikalkulasikan dengan nilai mata uang rupiah dengan kurs Rp 13.500, maka warga Palestina butuh Rp 135.000 untuk dapat satu Paket makanan.
Sedangkan untuk wilayah Gaza sendiri dibanding dengan Yerusalem, dilaporkan masih lebih murah. Untuk satu paket makanan di Gaza membutuhkan setengahnya, yakni US$5.
“Dan (di) rumah-rumah sakit langsung sudah US$4,3,” lapor Presiden ACT, Ahyudin, saat Konferensi Pers bersama lembaga-lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Aliansi Indonesia Membela Masjid Al-Aqsha (AIMMA) di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/17/2017).
Hal itu menjadi lebih sulit, ungkap Ahyudin, karena untuk kebutuhan pokok harian warga Palestina, harus dibeli dari luar. Dan untuk membelinya sendiri tidak mudah.
Jika eskalasi problematia di Palestina semakin meningkat, ujarnya, kemungkinan akan terjadi kelangkaan bahan kebutuhan.
“Akhirnya tergantung pada jual beli di antara warga Palestina saudara kita, dengan Yahudi, dan kita meyakini jika eskalasi problematika terus menguat, yang terjadi adalah kelangkaan bahan-bahan,” ujar Ahyudin.
Oleh karenanya ACT yang tergabung dalam Aliansi Indonesia Membela Masjidil Aqsha (AIMMA) saat ini tengah menjalankan program dapur umum di Masjid Al-Aqsha. Ke depannya, Ahyudin berharap, ACT bisa membuka di tempat lainnya.
“ACT sudah melakukan, kami sudah loading logistic. Untuk dapur umum 10 ribu paket makanan tiap hari itu perlu loading logistik di atas 5.000 ton,” ungkapnya.
Sementara itu, pasca Aksi Bela Palestina 1712 yang diikuti jutaan massa di Monas, AIMMA mengajak masyarakat Indonesia melakukan langkah konkret untuk membantu warga Palestina. (MNM/Salam-Online)