Bahas Pemindahan Kedutaan, Penjajah Zionis Hubungi 10 Negara
SALAM-ONLINE: Zionis menghubungi “sedikitnya sepuluh negara” mengenai kemungkinan pemindahan kedutaan mereka ke Yerusalem (Al-Quds) setelah Amerika Serikat (AS) mengakui kota tersebut sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel”, kata Wakil Menteri Luar Negeri penjajah tersebut.
“Kami berkomunikasi dengan sedikitnya sepuluh negara, beberapa di antaranya di Eropa untuk membahas langkah tersebut,” kata Wakil Menteri Luar Negeri penjajah Zionis, Tzipi Hotovely, kepada radio publik, Senin (25/12/2017).
Dia berbicara sehari setelah Guatemala mengatakan akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem, langkah yang dipuji “Israel” dan dikecam oleh Palestina.
Hotovely mengatakan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan “memicu gelombang” gerakan-gerakan semacam itu. “Sejauh ini kita baru melihat permulaannya,” kata Hotovely.
Dia tidak menyebut nama negara-negara yang dihubungi, tetapi radio publik mengutip sumber diplomatik penjajah “Israel” mengatakan bahwa Honduras, Filipina, Rumania dan Sudan Selatan termasuk di antara negara-negara yang mempertimbangkan langkah tersebut.
Dua pertiga negara anggota PBB pada Kamis (21/12) memilih mendukung resolusi yang menolak langkah sepihak Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”. Resolusi PBB menegaskan kembali bahwa status Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi.
Guatemala bersama Amerika Serikat, “Israel”, Honduras, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau dan Togo menentang resolusi itu.
Zionis merebut bagian timur Yerusalem dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Zionis “Israel” menganggap seluruh kota itu sebagai ibu kota tak terbagi mereka, padahal Palestina sudah lama merencanakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka.
Sampai sekarang tidak ada negara yang menempatkan kedutaannya di Yerusalem. Mereka menempatkannya di ibu kota komersial jajahan “Israel”, Tel Aviv, lansir kantor berita AFP.
Sumber: Antara