Penjajah Zionis Kembali Serang Hamas di Jalur Gaza
GAZA (SALAM-ONLINE): Militer penjajah Zionis kembali melancarkan serangan pada kedua posisi Hamas di Jalur Gaza dengan tembakan tank dan serangan udara. Serangan dilakukan, klaim penjajah, setelah sebuah roket dari Gaza menyerang “Israel”, media berita Zionis menyatakan, seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (30/12/2017).
Menurut klaim militer penjajah melalui Twitter pada Jumat (29/12), sistem pertahanan rudal Iron Dome “Israel” telah mencegat dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan, mengutip sumber di Gaza bahwa enam rudal “Israel” telah ditembakkan ke wilayah Gaza.
Dilaporkan asap tebal terlihat karena serangan rudal dari salah satu daerah sasaran di timur kawasan Al-Tuffah, Gaza.
Sepertiga dari jumlah roket yang ditembakkan dari Gaza, klaim penjajah di situs berita “Israel”, Ynet, mendarat di sebuah daerah komunitas jajahan “Israel” di wilayah Sha’ar Hanegev, dekat perbatasan Gaza.
Sirene peringatan roket mulai dinyalakan pada siang hari di daerah Sha’ar Hanegev dan Sdot Negev, memperingatkan warga penjajah untuk berlindung, kata tentara “Israel” di Twitter.
Menurut Times of Israel, tidak ada korban yang dilaporkan dari kedua serangan tersebut. Namun, sebuah bangunan di Sha’ar Hanegev mengalami kerusakan saat roket ketiga mendarat tepat di dekatnya.
Situs Times of Israel berspekulasi bahwa hal itu sengaja dilakukan karena bertepatan dengan sebuah upacara ulang tahun ke-24 dari seorang tentara “Israel”, Oron Shaul, yang terbunuh pada tahun 2014 dan jasadnya dilaporkan ditahan oleh Hamas. Tentara “Israel” mengatakan saat ini pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.
Kelompok perlawan Palestina, Hamas dan Jihadul Islam, telah mengumumkan bahwa Jumat sebagai “hari kemarahan”, menyusul keputusan sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengklaim Baitul Maqdis (Yerusalem) sebagai ibu kota Zionis “Israel”.
Roket yang diluncurkan dari Gaza adalah yang pertama sejak 18 Desember. Tembakan itu juga menandai serangan yang berkelanjutan dari Jalur Gaza sejak serangan Zionis pada 2014 di Gaza.
Ketegangan meningkat di Palestina sejak keputusan AS mengenai klaim Yerusalem sebagai ibu kota penjajah diumumkan pada 6 Desember lalu.
Status kota Al-Quds (Yerusalem) adalah salah satu isu paling sensitif dalam konflik Palestina dengan penjajah “Israel”.
Langkah Trump, jadi perhatian dunia dan menuai kecaman di sana -sini. Kecaman dari berbagai negara datang, selain dalam serangkaian demonstrasi di Gaza dan di kota-kota seluruh dunia.
Menurut lembaga kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina, lima belas orang telah meninggal, dan 2.900 lainnya terluka pasca pengumunan Trump atas pengakuan terhadap Yerusalem tersebut. Sementara 500 orang lainnya telah ditangkap penjajah, termasuk pemimpin Fatah di Yerusalem. (MNM/Salam-Online)
Sumber: Aljazeera