Puluhan Mahasiswi Idlib Suriah Gelar Aksi Menentang Keputusan Trump
IDLIB (SALAM-ONLINE): Jika negara-negara besar, apalagi sejumlah negara Muslim, menggelar demo menentang Amerika Serikat (AS) yang mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota wilayah jajahan Zionis “Israel”, mungkin terdengarnya lumrah.
Namun jika aksi menentang keputusan Presiden Donald Trump itu dilakukan oleh puluhan mahasiswi Idlib Suriah yang negaranya sedang dilanda perang, itu bisa jadi unik dan tak biasa.
Para mahasiswi yang berdemo langsung dipimpin Rektornya ini, memulai aksinya dari depan kampus mereka, Sabtu (9/12/2017), kemudian long march sampai ke bundaran Qurrah di Pusat Kota Idlib. Mereka mengecam keputusan Presiden Donald Trump terkait pengakuan AS atas Al-Quds/Yerusalem sebagai ibu kota Zionis.Dalam aksinya, para mahasiswi ini membentangkan spanduk dan poster, berisikan di antaranya: ‘Dari Universitas Idlib Menjawab Panggilanmu Ya Al-Quds’, ‘Rumah (Suci) Itu Milik Kami, Tanah (Suci) Itu Milik Kami…dan dengan Tangan-tangan Kami Al-Quds Akan Kembali’.
Poster lainnya bertuliskan kalimat-kalimat singkat: ‘Al-Quds Memanggil’ dan ‘Al-Quds Milik Umat Islam’.
Saat keluar dari kampus untuk long march, mereka sudah menyerukan yel-yel, “Labbaik, labbaik Yaa Al-Quds, Labbaik-labbaik Yaa Aqsha…!”
Terkait aksi ini, Rektor Universitas Idlib, DR Jam’at al-Umar, menegaskan pihaknya mengutuk keputusan Trump dan pemerintahannya. Dia juga mengatakan bahwa umat Islam di Suriah tak pernah lupa dengan Palestina.
“Kami mengutuk keputusan Trump dan pemerintahannya. Walau tragedi sedang menimpa kami, tetapi masalah Palestina adalah bencana lebih besar yang menimpa umat Islam,” kata Al-Umar.
Universitas Idlib adalah sebuah kampus negeri. Tetapi sejak Idlib bebas dari rezim Basyar Asad, pengelolaannya tetap dilanjutkan oleh pihak universitas bekerjasama dengan Dewan Kota Idlib.Memiliki dua fakultas, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial, jumlah penuntut ilmu di universitas kecil ini sekitar 300-an mahasiswa. (Muawiyah)