Sebut (Teroris) YPG Sekutu Dekatnya di Suriah, AS Desak Turki Menahan Diri
SALAM-ONLINE: AS mendesak Turki untuk menahan diri dari operasi militernya di Suriah utara. Saat ini pasukan Turki bergerak maju menggempur separatis Kurdi (SDF/YPG/PKK) itu di wilayah Afrin, Suriah.
AS menyatakan hal ini karena miitan SDF/YPG merupakan sekutu dekatnya di Suriah. Seperti diketahui, AS bersama PYD/YPG/PKK membentuk 30.000 Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan dalih untuk berperang melawan ISIL/ISIS.
Washington menganggap PYD/YPG dengan SDF-nya merupakan sekutu terdekatnya di Suriah dan memandangnya sebagai kekuatan yang paling efektif dalam memerangi ISIL/ISIS.
Heather Nauert, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan pada Minggu (21/1/18) bahwa Menlu AS Rex Tellerson yang berbicara melalui telepon dengan mitranya, Menlu Turki dan Rusia menyerukan agar tidak terjadi pertempuran di Suriah utara.
“Kami mendesak Turki untuk menahan diri dan memastikan bahwa operasi militernya tetap terbatas dalam lingkup, durasi dan secara cermat menghindari korban sipil,” kata Nauert seperti dikutip Aljazeera, Senin (22/1).
Pernyataan dari Kemenlu AS itu terjadi beberapa jam setelah Turki mengatakan pasukan daratnya telah menyeberang ke utara Suriah.
Ankara sendiri menganggap Partai Persatuan Demokratik Kurdi Suriah (PYD) dan sayap bersenjatanya, YPG serta SDF sebagai “kelompok teroris” yang berafiliasi ke Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang di Turki terlarang. Sejak 1980-an PKK telah melancarkan aksi terorisme. Oleh Turki, AS dan Uni Eropa, PKK masuk dalam daftar organisasi teror.
Meskipun Pentagon melalui juru bicaranya, Rankine-Galloway, membantah mendukung PKK, sebagaimana diberitakan Anadolu Agency, Ahad (21/1), namun tak bisa dipungkiri, PYD dan YPG yang belakangan membentuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF) bersama AS, adalah cabang PKK di Suriah.
Turki telah lama menyerukan penghapusan PKK/PYD dari wilayah perbatasan ke barat Efrat untuk mencegah kelompok itu merebut sebagian besar wilayah perbatasan Turki dengan Suriah.
Pada September 2017, Pentagon mengatakan kelompok itu telah mundur. Namun intelijen Turki melaporkan bahwa mereka masih tetap berada di wilayah tersebut.
Menurut catatan pemerintah Turki, PKK telah membunuh sekitar 40.000 warganya sejak 1980-an saat kelompok teror ini memulai aksi terorismenya. Selain itu, sejak 2015 sekitar 1.200 aparat keamanan Turki tewas oleh ulah terorisme PKK.
Dalam operasi ke Afrin Suriah ini Turki ingin menghentikan terbangunnya “koridor teror” oleh militan separatis Kurdi itu di sepanjang perbatasannya.
Sebelumnya, PM Turki Binali Yildirim, mengatakan di Istanbul bahwa pasukan Turki dari desa Gulbaba telah menyeberang ke wilayah yang dikendalikan YPG di Afrin, Suriah, pada Minggu dini hari. Dia mengungkapkan Turki bermaksud untuk membentuk zona aman “30 kilometer” di Afrin.
“Sepanjang hari kita telah mendengar suara jet di udara, tembakan artileri dan senapan mesin yang intens,” lapor koresponden Aljazeera, Stefanie Dekker, dari perbatasan Turki-Suriah.
Tentara Turki mengatakan bahwa pihaknya hanya menyasar posisi “teroris” dan sangat memperhatikan keselamatan warga sipil.
Menurut perkiraan, ada antara 8.000 sampai 10.000 militan YPG Kurdi di wilayah Afrin.
“Turki mengatakan akan melanjutkan operasinya sampai mendorong jauh YPG dari perbatasannya,” kata Dekker dalam laporannya.
Belum dapat dipastikan berapa lama operasi ini berlangsung dan bagaimana implikasinya.
“YPG sangat terlatih, mereka tahu medan di Afrin, tapi Turki memiliki keunggulan di udara dan itu adalah keuntungan yang sangat besar,” terang Dekker.
Peringatan Erdogan
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Ahad kemarin bahwa dia berharap operasi militer ini akan selesai “dalam waktu yang sangat singkat”.
Namun Erdogan juga memperingatkan pendukung oposisi pro-Kurdi di Turki untuk tidak menggelar demonstrasi.
“Ketahuilah bahwa jika Anda menggelar demo di jalan, pihak berwenang berada di leher Anda,” katanya kepada ribuan pendukungnya di Bursa, Ahad (21/1).
“Ini adalah perjuangan nasional. Kami akan hancurkan siapa saja yang menentang perjuangan nasional kami.” (S)
Sumber: Aljazeera