Aksi Damai Jumat Kelima di Gaza: Pasukan Penjajah Lukai 50 Warga Palestina, Termasuk 4 Jurnalis

GAZA (SALAM-ONLINE): Setidaknya 50 orang Palestina telah terluka, termasuk empat wartawan, ketika puluhan ribu orang berunjuk rasa, Jumat (27/4/2018) di perbatasan Gaza sebagai bagian dari aksi damai Jumat kelima bertajuk ‘Great March of Return’, Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, Jumat (27/4).

Hingga saat ini dilaporkan 42 warga Palestina telah gugur, termasuk empat anak, dan lebih dari 5.000 lainnya terluka akibat tembakan pasukan penjajah Zionis selama sebulan terakhir—ketika puluhan ribu warga Gaza dan pengungsi Palestina menggelar aksi damai untuk menuntut hak kolektif mereka kembali ke tanah dan tempat tinggal mereka yang dirampas oleh Zionis Yahudi.

Kementerian Kesehatan Gaza dan Bulan Sabit Merah Palestina telah mengerahkan tim medis di sepanjang perbatasan Jalur Gaza. Tak hanya menembakkan dengan pelueu tajam mematikan, pasukan pendudukan “Israel” juga menyemprotkan gas air mata ke tenda-tenda pengungsi Palestina di sebelah timur Al-Bureij.

Otoritas kesehatan Gaza menyatakan penjajah dengan sengaja mengarahkan serangan ke petugas medis. Setidaknya 44 orang petugas medis terluka selama sebulan terakhir dan 19 ambulans diserang.

Jurnalis Abdul-Rahman Al-Kahulot, Iyad Abu Ghaza, Hassan Yousef dan Lana Shaheen dilaporkan di antara orang-orang yang terluka pada aksi damai, Jumat (27/4). Mereka dikabarkan ditembak oleh sniper tentara Zionis. Penargetan terus menerus tentara “Israel” terhadap wartawan terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Ahmad Abu Hussein, jurnalis kedua yang terbunuh saat meliput unjuk rasa tersebut.

Sebelumnya jurnalis Yaser Murtaja menyerah pada luka-luka parah yang dideritanya tiga pekan lalu. Jurnalis Abu Hussein dan Murtaja saat meliput mengenakan rompi “PRESS”, tetapi tetap ditembak pasukan penjajah. Sekitar 66 wartawan lainnya terluka sejak unjuk rasa damai dimulai pada Jumat, 30 Maret lalu.

Kekhawatiran juga muncul atas jenis luka yang disebabkan oleh pasukan penjajah tersebut. lebih dari 1.700 orang cedera akibat tembakan langsung, mengakibatkan luka parah seperti dikatakan dokter Gaza.

LSM global Doctors Without Borders (para Dokter tanpa batas) mengatakan pekan lalu bahwa tim medis mereka tengah menangani luka parah luar biasa yang sangat rumit untuk ditangani.

Baca Juga

“Cedera yang diderita oleh korban (pasien) akan meninggalkan sebagian besar cacat fisik jangka panjang yang serius,” kata para dokter itu.

Kemarin, kelompok HAM Yahudi B’Tselem menerbitkan sebuah surat yang mereka kirim ke Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Isi surat mendesak intervensi PBB untuk menghentikan penggunaan senjata mematikan pasukan “Israel” terhadap para pengunjuk rasa Palestina di Jalur Gaza yang dijajah.

“Perintah (penggunaan senjata mematikan) ini melanggar hukum, baik di bawah hukum internasional maupun hukum (penjajah) ‘Israel’ sendiri. Tanggung jawab atas hasil fatal ini terletak pada pembuat kebijakan, perdana menteri (penjajah) ‘Israel’, menteri pertahanan dan kepala staf,” lanjut kelompok HAM “Israel” tersebut.

Merespons kekerasan pasukan penjajah terhadap aksi protes pekan lalu, khususnya kematian Mohammad Ayoub yang berusia 14 tahun—yang ditembak di kepalanya dalam jarak sekitar 150 meter dari perbatasan Jalur Gaza—menyebabkan utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Nikolay Mladenov, menuliskan cuitannya di Twitter dengan marah menuntut ‘Israel’ agar “berhenti menembaki anak-anak”.

Protes yang direncanakan enam pekan, dimulai sejak 30 Maret lalu, menandai ‘Hari Tanah Palestina’ yang akan berakhir pada 15 Mei mendatang sebagai puncak peringatan ke-70 hari Nakbah (bencana) Palestina, yakni diusirnya lebih 750.000 orang Palestina dari lahan/tanah dan rumah-rumah mereka oleh penjajah Zionis “Israel”. Penjajah tersebut mendirikan negara ilegal di teritori dan wilayah Palestina pada 15 Mei 1948. (S)

Sumber: Middle East Monitor

Baca Juga