Pembunuh Anggota Hamas di KL ‘Berwajah Eropa’, Malaysia Sebut Ada Keterlibatan Agen Asing
KUALA LUMPUR (SALAM-ONLINE): Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, menyebut ada dugaan keterlibatan agen asing dalam peristiwa pembunuhan Dr Fadi Muhammad Al-Bathsy (35), anggota Hamas yang juga seorang ilmuwan terkemuka di bidang energi listrik asal Jabaliya, Utara Gaza, Sabtu (18/4/2018) pagi di Kuala Lumpur (KL).
Sementara Duta besar Palestina untuk Malaysia Anwar Al-Agha mengaku mendapatkan keterangan dari para saksi di lapangan sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (21/4) bahwa kedua pelakunya ‘berwajah Eropa’.
Hal ini diperkuat lagi oleh pernyataan Ahmad Zahid Hamidi. Dia mengatakan para tersangka diyakini orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing, Reuters mengutip kantor berita Malaysia, Bernama, Sabtu.
“Ada keterlibatan dinas rahasia (asing, red),” ujar Zahid Hamidi tanpa menyebut dinas rahasia yang dimaksud.
Karena itu, otoritas keamanan Malaysia bergerak cepat dalam melakukan investigasi dan membatasi gerak pelarian pelaku.
Hamas, yang secara de facto mengontrol Gaza, mengatakan salah satu anggotanya telah dibunuh di Malaysia. Hamas mengirim delegasi untuk bertemu dengan pejabat Malaysia, membahas pembunuhan itu.
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniya mengatakan dinas intelijen penjajah Zionis, Mossad, berada di belakang upaya-upaya sebelumnya untuk membunuh para ilmuwan Palestina. Pembunuhan terhadap Al-Bathsy saat ini, kata Haniya, merupakan “urutan berikutnya”.
Keluarga korban dan media massa di Palestina juga menyebut Dinas Intelijen Mossad berada di balik tragedi berdarah tersebut.
Paman Al-Bathsy, Jamal al-Bathsy yang tinggal di Kota Jabaliya, utara Gaza, juga mengatakan kepada Reuters bahwa intelijen “Israel”, Mossad, berada di belakang pembunuhan keponakannya itu.
“Mossad ‘Israel’ berada di belakang pembunuhan orang-orang berpendidikan dan intelektual Palestina karena ‘Israel’ tahu Palestina akan dibebaskan oleh para ilmuwan,” ujarnya.
“Karena itu, mereka melacak pria muda berpendidikan ini.”
Fadi Al-Bathsy adalah seorang dosen di sebuah universitas Kuala Lumpur. Dia mengkhususkan diri dalam bidang teknik energi kelistrikan.
Seorang warga Palestina di Malaysia yang tak mau disebut namanya mengungkapkan bahwa korban juga seorang imam di sebuah masjid yang dekat dengan kediamannya di Kuala Lumpur.
Fadi Al-Bathsy meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Fadi Al-Bathsy bukanlah ilmuwan pertama asal Palestina yang gugur lewat operasi intelijen. Sebelumnya, pada Desember 2017, insinyur penerbangan dan pilot Tunisair Mohammad Zawahri juga gugur diterjang peluru.
Zawahri pernah tinggal di beberapa negara selama beberapa tahun dan menjalin hubungan yang erat dengan Hamas. Zawahri dikenal sebagai pembuat “Drone Ababil” untuk melawan penjajah “Israel”.
Jauh sebelum itu, ilmuwan terkenal yang juga anggota Hamas, Yahya Ayyash, gugur dalam pembunuhan lewat operasi intelijen. Pria berjuluk “El-Mohandis” (Sang Insinyur) itu dibunuh pada 5 Januari 1996. (AW/Salam-Online)
Sumber: Reuters