Polisi Malaysia Terima Hasil Autopsi Dosen Palestina yang Dibunuh
SALAM-ONLINE: Polisi Malaysia pada Selasa (24/4/2018) menerima hasil autopsi dari Departemen Kesehatan terkait kematian seorang dosen Palestina, Dr Fadi Muhammad Al-Bathsy, yang dibunuh di Kuala Lumpur, Sabtu (21/4) Subuh pekan lalu.
“Setelah menyelesaikan autopsi, kami menyerahkan (hasil autopsi) itu kepada polisi dan terserah polisi untuk mengeluarkan rincian tentang laporan tersebut,” kata Menteri Kesehatan Malaysia Subramaniam Sathasivam dalam pernyataan yang dikutip oleh surat kabar lokal New Straits Times, kantor berita Anadolu Agency melaporkan, Selasa (24/4).
Sathasivam menyatakan menahan diri untuk tidak mengungkapkan rincian laporan, karena kasus pembunuhan ini masih menunggu penyelidikan.
“Kami tidak akan merilis pernyataan apa pun tentang kasus ini,” katanya.
Seperti diberitakan pada Sabtu (21/4) lalu, akademisi Palestina, anggota Hamas, Fadi Muhammad Al-Bathsy ditembak mati oleh dua pria bersenjata tak dikenal saat berjalan kaki menuju masjid untuk shalat Subuh di dekat kediamannya di Kuala Lumpur.
Keluarga Al-Bathsy di Gaza, Palestina, menuduh agen mata-mata “Israel”, Mossad, sebagai pembunuh profesor yang juga Imam Masjid di Malaysia tersebut. Menteri Pertahanan penjajah Zionis Avigdor Lieberman membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
Sebelumnya Wakil Perdana Menteri Malaysia/Menteri Dalam Negeri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, pihaknya selalu memantau agen asing, tetapi terkadang menjadi sulit ketika mereka menggunakan paspor yang memiliki hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Dia mengatakan Kementerian Dalam Negeri telah melihat agen-agen asing termasuk yang berasal dari “sebuah negara di Timur Tengah” yang menggunakan paspor negara-negara tersebut untuk melakukan “misi tertentu”.
Malaysia sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik dengan penjajah “Israel”.
Pada Senin (23/4), polisi Malaysia menerbitkan dua sketsa wajah para tersangka pembunuh ilmuwan dalam bidang energi listrik tersebut.
Polisi mengatakan para pelaku (diidentifikasi) bisa berasal dari Timur Tengah atau Eropa.
“Israel” diyakini telah membunuh banyak aktivis perlawanan Palestina di luar negeri di masa sebelumnya.
Pada 1997, para agen Mossad mencoba untuk membunuh kepala biro politik Hamas Khaled Meshaal di Yordania dengan menyemprotkan racun ke telinganya. Namun gagal.
Mossad juga diyakini berada di balik pembunuhan atas komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh di sebuah hotel di Dubai pada 2010.
Penjajah Zionis tidak pernah mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya dalam pembunuhan Mabhuh.
Pada 2016, Hamas menyebut Mossad di balik pembunuhan seorang warga Tunisia, salah satu ahli drone gerakan perlawanan Palestina tersebut.
Mohammad Zawahri, ahli drone itu, pernah tinggal di beberapa negara selama beberapa tahun dan menjalin hubungan yang erat dengan Hamas. Zawahri dikenal sebagai pembuat “Drone Ababil” untuk melawan penjajah “Israel”.
Jauh sebelum itu, ilmuwan terkenal yang juga anggota Hamas, Yahya Ayyash, gugur dalam pembunuhan lewat operasi intelijen Mossad. Pria berjuluk “El-Mohandis” (Sang Insinyur) itu dibunuh pada 5 Januari 1996. (S)
Sumber: Anadolu Agency