Satu Lagi Wartawan Palestina Gugur Setelah Ditembak Pasukan Penjajah
GAZA (SALAM-ONLINE): Satu Lagi, wartawan Palestina yang ditembak pasukan penjajah Zionis meninggal karena luka-lukanya. Ahmad Abu Hussein, seorang wartawan Palestina ditembak oleh pasukan penjajah “Israel” saat meliput demonstrasi massal di sepanjang perbatasan Gaza awal bulan ini. Dia telah menghembuskan napas terakhirnya karena luka-lukanya pada Rabu, 25 April 2018, menurut pejabat Palestina.
Ahmad Abu Hussein (24 tahun), yang ditembak mengenai perutnya saat berlangsungnya unjuk rasa damai di dekat Jabaliya, Gaza, pada 13 April lalu, adalah wartawan Palestina kedua yang dibunuh oleh tentara penjajah “Israel” sejak gelombang demonstrasi yang dikenal sebagai ‘Great March of Return’ dimulai pada 30 Maret tersebut.
Para pejabat kesehatan di Gaza seperti dilansir Aljazeera, Kamis (26/4), mengatakan, Hussein meninggal pada Rabu (25/4) di rumah sakit Tel Hashomer, dekat Tel Aviv.
Jenazahnya tiba kemudian pada hari itu juga di rumah sakit Al-Andalusi di Jalur Gaza, menurut Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina.
Hussein awalnya dirawat di Gaza, sebelum dipindahkan ke rumah sakit di Ramallah pada 15 April dan kemudian ke Tel Hashomer empat hari kemudian.
Mengenakan Rompi yang ditandai dengan tulisan ‘PRESS’, menurut saksi mata, Hussein, seorang fotografer untuk stasiun radio Voice of the People yang berbasis di Gaza, meliput aksi damai saat dia ditembak oleh pasukan penjajah Zionis.
“Alat pelindung (menggunakan rompi bertuliskan ‘Press’) yang jelas menunjukkan sebagai jurnalis, individu anggota pers, harus mendapatkan perlindungan ekstra, bukan menjadikan mereka sasaran,” sesal Sherif Mansour, koordinator program Timur Tengah dan Afrika Utara untuk Komite Perlindungan Wartawan.
“Kematian Ahmed Abu Hussein menggarisbawahi perlunya otoritas penjajah ‘Israel’ untuk segera meneliti kebijakannya terhadap wartawan yang meliput protes dan mengambil tindakan langsung yang efektif.”
Sebelumnya, Yaser Murtaja, seorang fotografer Ain Media yang juga bermarkas di Gaza, meninggal pada 7 April lalu sebagai akibat luka yang dideritanya setelah ditembak oleh pasukan penjajah “Israel” pada hari sebelumnya.
Murtaja (30), juga ditembak mengenai perutnya meskipun mengenakan rompi yang bertuliskan “PRESS” saat meliput aksi damai di Khuza’a, selatan Jalur Gaza.
Unjuk rasa damai yang bertajuk The ‘Great March of Return’ di perbatasan Jalur Gaza diikuti oleh puluhan ribu warga Palestina. Aksi protes damai itu digelar untuk menuntut hak kembalinya para pengungsi Palestina yang diusir dari rumah mereka di wilayah yang dirampas oleh penjajah “Israel” pada Mei 1948, yang dikenal sebagai Hari Nakba (Bencana). Sekitar 70 persen penduduk Gaza dipaksa meninggalkan rumah mereka.
Pada unjuk rasa damai yang dimulai sejak Jumat, 30 Maret 2018 lalu itu, hingga saat ini sedikitnya 40 orang Palestina meregang nyawa dan lebih dari 5.000 orang terluka sejak, kata para pejabat Palestina. (S)
Sumber: Aljazeera