Surat Pembaca: ‘Kepada Ibu Sukmawati Soekarnoputri’
Bismillaah…
Kepada Ibu Sukmawati Soekarnoputri
Ibu Sukma, saya sudah nonton puisi Ibu yang berjudul ‘Ibu Indonesia’ di acara Pagelaran Busana 29 tahun Ane Avantie.
Sayang sekali, acara yang bagus ini dirusak oleh pembacaan puisi Ibu Sukma yang menyinggung masalah SARA.
Ibu Sukma, silakan Ibu dan teman-teman Ibu berkebaya dan berkonde, tapi mohon dengan sangat untuk tidak membandingkannya dengan Syariat Islam.
Biarkan kami memakai pakaian yang kami yakini sebagai bentuk ketundukan kepada Robb kami, Dzat yang telah menganugerahi negeri yang indah ini. Dzat yang telah menciptakan tubuh-tubuh kami.
Ibu Sukma, juga mohon dengan sangat untuk tidak melecehkan (suara) adzan. Tahukah Anda, sejelek apa pun suara adzan di telinga Anda, dia adalah pertanda bumi ini masih berputar di poros nya. Jika sudah tak ada lagi terdengar kumandang adzan di atas bumi Allah ini, itu artinya saya dan Anda sudah digulung oleh kiamat yang dahsyat.
Ibu Sukma, Rabb kami telah mensyariatkan pakaian ini kepada hamba-hambaNya sebagai FURQAN, pembeda antara HAQ dan BATHIL, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Cak Nun, Jilbab adalah jarak antara keindahan dengan kebusukan. Batas antara baik dan buruk, benar dan salah.
Kami menyarungkan keyakinan di kepala kami. Menyarungkan pilihan, keputusan, keberanian dan ISTIQAMAH, di nurani dan jiwa raga kami.
Sekian surat terbuka dari saya, semoga Ibu Sukma tercurah hidayah, dan semoga kami tetap istiqomah. Aamiin…
Semarang, 1 April 2018
Anis Tri Anisah