Turki Ingin Satukan OKI dan UE untuk Lindungi Al-Quds dari Keputusan Sepihak Trump
SALAM-ONLINE: Turki sedang berupaya membangun prakarsa diplomatik gabungan untuk menyatukan Uni Eropa (UE) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam upaya melindungi status Al-Quds (Yerusalem) dari keputusan sepihak Presiden Donald Trump yang akan memindahkan kedutaan AS ke wilayah Palestina yang dijajah “Israel” tersebut pada 14 Mei mendatang.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, yang juga menjabat sebagai Presiden OKI, membahas proposal Turki dengan perwakilan tinggi UE untuk kebijakan luar negeri dan keamanan, Federica Mogherini di Brussels pada Jumat (27/4/2017). Mevlut juga diperkirakan akan bergabung dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyadh Maliki dan Sekretaris Jenderal OKI, Yousef Al-Othaimeen.
Diskusi diatur untuk fokus membicarakan pemindahan kedutaan AS ke Al-Quds, yang kemungkinan akan memicu ketegangan lebih lanjut. Keputusan Trump untuk mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota jajahan “Israel” akhir tahun lalu memicu protes di Palestina dan belahan dunia lainnya.
Turki seperti dilansir Middle Est Monitor, Jumat (27/4), berharap oposisi universal antara Uni Eropa dan blok terbesar negara mayoritas Muslim dapat membatalkan keputusan sepihak Trump tersebut.
Namun, belum jelas sejauh mana kedua institusi itu akan mampu menetralkan dampak dari Keputusan Trump tersebut.
Secara individual negara yang tergabung dalam Uni Eropa sendiri, beberapa di antaranya mengambil sikap yang lebih lunak terhadap keputusan Trump. (MNM/Salam-Online)
Sumber: Middle East Monitor