Mau Bangun 2.000 Unit Permukiman, ‘Israel’ Diminta Mundur dari Tepi Barat
SALAM-ONLINE: Penjajah Zionis “Israel” telah menyetujui pembangunan 2.070 unit permukiman (rumah) baru di Tepi Barat yang dijajah, sebagaimana dilaporkan media setempat, lansir Aljazeera, Jumat (1/6/2018).
Namun sebuah organisasi di kalangan “Israel” sendiri menentang rencana itu dan meminta penjajah tersebut mundur dari sebagian besar Tepi Barat.
Administrasi Sipil penjajah “Israel” mengatakan sedikitnya 696 unit telah disetujui dalam pembangunan, sementara 2.162 ditingkatkan melalui tahap perencanaan sebelumnya yang dikenal sebagai “deposit”.
Sebuah organisasi di kalangan “Israel”, Peace Now, mengutuk Perdana Menteri penjajah, Benjamin Netanyahu, karena mengambil keuntungan dari “carte blanche” atau kekuasaan penuh yang diberikan pemerintahan Donald Trumo untuk menghancurkan peluang perdamaian.
Menurut Peace Now, sebanyak 14.454 unit permukiman di Tepi Barat telah disetujui sejak Donald Trump menjadi Presiden. Artinya, hal itu menunjukkan penyetujuan unit permukiman meningkat tiga kali lipat lebih dari jumlah ketika satu setengah tahun sebelum dilantiknya Trump (4.476 unit).
“Sudah diketahui bahwa solusi dua negara akan dapat dilaksanakan dengan baik, ‘Israel’ harus mundur dari sebagian besar Tepi Barat. Namun pemerintah (penjajah) terus meningkatkan biaya politik dalam pengusiran dan pengerahan kembali ini,” kata organisasi itu.
Berdasarkan hukum internasional, permukiman di wilayah pendudukan dianggap ilegal. Awal bulan ini, pemerintah Otoritas Palestina memutuskan untuk mengajukan pengaduan kejahatan perang oleh “Israel” ke Pengadilan Pidana Internasional terkait pembangunan permukiman di tanah yang bagi bangsa Palestina merupakan tanah untuk masa depan negara mereka.
Gedung Putih merilis sebuah pernyataan pada Rabu (30/5) lalu, yang menunjukkan bahwa “Israel” akan menimbang kembali pembangunan permukiman untuk memungkinkan rencana perdamaian AS dapat dilakukan.
“Presiden (Trump) telah membuat posisinya pada aktivitas permukiman baru yang jelas, dan kami mendorong semua pihak untuk terus bekerja menuju perdamaian,” kata seorang juru bicara Gedung Putih kepada The Times of Israel. (MNM/Salam-Online)
Sumber: Aljazeera