Warga Palestina Ini Ubah Senjata Penjajah Jadi Pesan Perdamaian Dunia
GAZA (SALAM-ONLINE): Situasi sulit ternyata mampu mendorong seseorang mengembangkan kreativitasnya. Abdul Karim Abu Ataya, misalnya. Warga Gaza yang sehari-harinya hidup dalam blokade penjajah Zionis ini memiliki cara artistik untuk menyampaikan pesan.
Dengan apik, pria berusia 34 tahun itu berhasil mentransformasi proyektil gas air mata menjadi karya seni yang unik berupa pot bunga dan kalung tasbih berukuran jumbo.
Dilansir dari Daily Sabah, guna mengalihfungsikannya menjadi pot bunga, Abu Ataya memapas bagian atas proyektil bekas tersebut dan mengisinya dengan tanah dan bibit tumbuhan.Proyektil itu dia dapatkan selama protes Great Return March berlangsung. Di tengah hujan gas air mata, dengan lihai dia mampu mencuri kesempatan mengumpulkan proyektil-proyektil yang digunakan tentara Zionis untuk melukai rakyat Palestina.
“Tentara penjajah menembaki kami dengan gas air mata. Namun, saya pikir saya dapat menggunakannya untuk membuat kalung tasbih dan pot bunga,” ucap Abu Ataya kepada Middle East Monitor, Selasa (24/7/2018).
“Mereka menggunakannya (proyektil gas air mata) untuk mencelakai kami. Tapi kami menggunakannya untuk menyampaikan pesan kehidupan dan perdamaian,” lanjutnya.
Melalui pot bunga itu, dia juga berusaha menyampaikan pesan cinta dan kerinduannya yang amat mendalam terhadap tanah airnya, tanah air tempat di mana nenek-moyangnya berasal.
“Para penjajah boleh saja mengatakan bahwa yang tua akan mati dan yang muda akan lupa (tanah airnya). Tentunya tidak! Kami mengingatnya, bahkan lebih dari para pendahulu kami,” tegasnya seraya menyerukan diakhirinya blokade terhadap wilayah Perbatasan Gaza oleh penjajah Zionis “Israel”.Sejak meletus pada 30 Maret 2018 lalu, tentara Zionis setidaknya telah membunuh lebih 140 warga Palestina selama protes Great Return March berlangsung. Mereka menuntut haknya untuk kembali ke tanah air Palestina yang kini berada dalam jajahan Zionis Yahudi. Mereka juga menyeru agar blokade wilayah Perbatasan Gaza dengan Mesir segera diakhiri.
Blokade itu telah melemahkan ekonomi warga yang tinggal di daerah pesisir pantai tersebut dan membuat sekitar dua juta warga Gaza tercerabut dari hak-haknya untuk memenuhi kebutuhan dasar. (SF/Salam-Online)
Sumber: Daily Sabah, Middle East Monitor