LOMBOK (SALAM-ONLINE): Sabtu (18/8/2018), adzan subuh berkumandang bersahut-sahutan di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun Lombok Timur, NTB.
Meski di tengah suhu dingin yang menusuk tulang, warga berbondong-bondong pergi ke sumber suara di mana adzan berkumandang. Namun mereka tak pergi ke masjid. Sumber suara itu berasal dari tenda yang cukup besar. Dari terpal yang disangga bambu yang ternyata berfungsi sebagai ‘masjid darurat’.
Warga masih trauma untuk shalat di dalam masjid, selain beberapa masjid juga ambruk. Kecamatan Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani ini, merupakan salah satu lokasi yang cukup parah terdampak gempa. Ratusan rumah hancur. Fasilitas umum seperti Puskesmas dan beberapa masjid juga ikut ambruk.
INA News Agency (INA) saat shalat subuh merasakan suasana khidmat di masjid darurat yang tepatnya berada di Dusun Lauk Rurung Barat itu. Pada rakaat pertama sang imam melantunkan Surat Al Baqarah ayat 153 sampai ayat 157 dengan penuh penghayatan.
“…Alladziina idzaa ashaabat-hum mushibatun qaaluu innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun…,” demikian sang imam membaca surat Al Baqarah ayat 157 dengan suara yang bergetar.
Di antara ayat-ayat yang dibaca imam tersebut Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”
Usai shalat subuh, dilanjutkan dengan ceramah, mengingatkan para jama’ah untuk selalu bersabar.
“Dalam Qur’an Surat Az-Zumar ayat 55 Allah tegas memperingatkan kita semua, ‘Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya’,” penceramah mengutip surat Az-Zumar ayat 55 tersebut.
Dalam nuansa pasca gempa dan susul menyusul gempa setelahnya, masyarakat Desa Sembalun Bumbung tak mau ketinggalan untuk selalu menegakkan shalat meski di masjid darurat, menjaga takwa di tanah gempa. (A. Jilul Qur’ani Farid/INA)