JAKARTA (SALAM-ONLINE): Di masa-masa dekat Pemilu segala sesuatu yang sensitif sangat berbahaya karena dapat memantik api. Api yang membesar dikhawatirkan sulit dipadamkan.
Saat ini sesuatu yang sensitif itu tengah berlangsung, di antaranya melalui pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh anggota Banser NU.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi Fatwa Ormas Islam Mathla’ul Anwar Tengku Zulkarnain dalam rilisnya, Selasa (23/10/2018).
“Dahulu saat Pemilu 1955 juga terjadi pembusukan terhadap Masyumi di kalangan warga NU. Seolah olah Masyumi adalah musuh besar NU. Padahal Masyumi adalah partai Islam yang juga didirikan oleh Mbah Yai Hasyim Asy’ari, hanya tiga minggu setelah proklamasi kemerdekaan,” kata Tengku.
Satu hal yang semestinya tidak boleh terjadi, lanjutnya, karena baik NU maupun Masyumi sama sama partai Islam penegak agama di NKRI ini.
Sekarang terjadi pembakaran bendera tauhid. Perbuatan itu, kata Tengku yang juga Wasekjen MUI ini, sangat tidak pantas karena dapat merembet ke masalah akidah.
“Jika dimaksudkan untuk menunjukkan kebencian pada tulisan kalimat itu, maka pelakunya dapat menjadi murtad dari Islam. Imannya batal. Jika maksudnya untuk bergurau, maka perbuatan itu sangatlah tidak pantas. Masak bergurau dengan membakar kalimat Tauhid di Bendera Tauhid,” ujarnya.
Dan, jika dimaksudkan untuk membakar bendera HTI, maka, kata Tengku, pelakunya sangat pandir karena HTI sudah dibubarkan oleh rezim ini.
Oleh karenanya, Tengku meminta, agar perbuatan ini ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Ketua Banser wajib menyerahkan pelakunya ke pihak kepolisian untuk diproses hukum.
“Jangan hanya galak pada pihak lain, namun jika terkena di pihaknya mata dipicingkan seolah-olah tidak ada rasa bersalah sama sekali,” kata Tengku.
Tengku juga meminta kepada para Pemuka NU agar jangan malah membela dan mengecilkan, seolah-olah peristiwa ini tidak ada arti apa apa sama sekali. Seakan peristiwa kecil saja. Apalagi malah menuduh pihak yang tersinggung dengan masalah ini sebagai pihak yang ingin membesar- besarkan peristiwa itu.
“Kami dengan ini memberitahu dengan tegas, bahwa peristiwa itu memang peristiwa besar yang dapat memantik api besar. Jadi hendaklah semua pihak bersikap profesional dan rasional. Bukan malah melakukan tindakan kontra produktif dengan mengecilkan masalah,” tegasnya.
Kepada semua pihak, Tengku berharap dapat menyerahkan masalah ini ke pihak yang berwajib. “Dan, pihak berwajb jangan hanya diam saja. Jangan biarkan api membesar…!” serunya.
Menurut Tengku, kemungkinan pelakunya adalah anak PKI bisa saja. Polisi kan tinggal menyelidikinya.
“Jika benar anak PKI, umumkan ke publik, agar Banser NU selamat dari fitnah dan sekaligus dapat membersihkan Organisasinya dari noktah hitam PKI. Inilah saat nya Banser bersih bersih…,” ujar Tengku.
“Semoga hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu dan kita semua mampu bertindak rasional dan profesional…,” pungkasnya. (*)