Setelah MBS Jadi Putra Mahkota, Eksekusi Mati di Saudi Meningkat Tajam
Saudi telah mengeksekusi 147 orang pada 2018 dan sekitar 700 orang sejak 2014. Hampir setengah dari mereka yang menerima hukuman mati adalah warga negara asing, demikian laporan Reprieve.
SALAM-ONLINE: Eksekusi mati di Arab Saudi meningkat secara signifikan dalam delapan bulan pertama setelah Mohammad Bin Salman (MBS) menjadi Putra Mahkota, kata sebuah organisasi hak asasi manusia (HAM) yang berbasis di London.
Menurut organisasi HAM Reprieve, 133 orang dieksekusi antara Juni 2017 dan Maret 2018, hampir dua kali lipat dari 67 yang dicatat selama delapan bulan sebelum MBS naik ke tampuk kekuasaan, lapor Middle East Monitor (MEMO), Ahad (23/122/2018).
Arab Saudi telah mengeksekusi 147 orang pada 2018 dan sekitar 700 orang sejak 2014. Hampir setengah dari mereka yang menerima hukuman mati adalah warga negara asing, menurut laporan Reprieve.
Mereka termasuk pembantu rumah tangga Indonesia, Tuti Tursilawati, yang dieksekusi setelah dijatuhi hukuman mati terkait pembunuhan bosnya, meskipun dia mengaku bahwa tindakan itu untuk membela diri setelah sang majikan mencoba memperkosanya.
Laporan tersebut mengkritik Arab Saudi karena mengabaikan konvensi internasional dengan menolak memberi tahu keluarga Tursilawati dan pejabat Indonesia sebelum eksekusi dilakukan.
Laporan itu juga mengatakan 39 persen dari mereka yang dieksekusi dijatuhi hukuman mati karena kejahatan terkait narkoba, dengan jumlah total 246 sejak 2014.
Pembunuhan Khashoggi
Laporan penangguhan hukuman menggarisbawahi bahwa Arab Saudi berada dalam sorotan internasional setelah jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober 2018 di Istanbul. Laporan itu juga menyebut 54 orang menghadapi hukuman mati karena menentang pemerintah.
“Terlepas dari janji-janji reformasi dari putra mahkota, kerajaan mengeksekusi para pelanggar narkoba dengan tingkat yang mengkhawatirkan, dan setidaknya 30 orang—termasuk beberapa yang ditangkap saat remaja—menghadapi eksekusi segera karena menggunakan hak-hak demokratis mereka,” kata Direktur Penangguhan Eksekusi, Maya Foa.
“Pembunuhan Jamal Khashoggi menyingkap kebrutalan penguasa Saudi kepada dunia,” katanya.
“Sekarang kerajaan harus dimintai pertanggungjawaban atas penggunaan hukuman mati sebagai tahanan politik dan migran ekonomi yang rentan menunggu pedang algojo.” (mus)
Sumber: MEMO