Penjajah Tembak Mati Remaja Palestina tidak Bersenjata dari Jarak 80 meter
Mahmoud Nakhleh, seorang warga kamp berusia 18 tahun, ditembak dari belakang ketika ia berlari, dari jarak sekitar 80 meter, B’Tselem melaporkan.
SALAM-ONLINE: Pasukan penjajah Zionis membunuh seorang remaja Palestina yang tidak bersenjata dan melarikan diri ketika mereka menembaknya di belakang dari jarak 80 meter, lembaga hak asasi manusia B’Tselem melaporkan seperti dilansir Middle East Monitor (MEMO), Rabu (30/1/2019).
Insiden mengejutkan pada 14 Desember 2018 itu direkam dalam video yang dirilis oleh B’Tselem.
Pada 14 Desember 2018, pemuda Palestina dari kamp pengungsi al-Jalazun di utara Ramallah, Tepi Barat yang diduduki/dijajah, “melemparkan batu ke sebuah pos militer yang terletak beberapa ratus meter jauhnya, di permukiman Beit El”.
Sementara itu, “sekelompok remaja dan pemuda lainnya duduk beberapa puluh meter dari sana, di dekat pintu masuk kamp dekat Jalan Ramallah-Nablus (Jalan 466)”. Tentara Zionis “menembakkan tabung gas air mata yang mendarat di dekat kelompok kedua”.
Dua kendaraan militer penjajah kemudian melaju dan tentara Zionis itu mengejar pemuda ke kamp, ”menembakkan peluru langsung” saat mereka pergi. Mahmoud Nakhleh, seorang warga kamp berusia 18 tahun, ditembak di belakang ketika ia berlari, dari jarak sekitar 80 meter, B’Tselem melaporkan. Momen itu direkam dalam video.
Yang mengejutkan, “setelah menembaknya tanpa alasan apa pun, para prajurit penjajah itu mengabaikan luka-lukanya yang fatal dan tidak memberinya bantuan medis”.
“Sebaliknya,” kata B’Tselem, para prajurit Zionis menyeret Nakhleh “dengan tangan dan kaki, memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain, dan menggunakan kekerasan, termasuk tembakan, pukulan dan ancaman terhadap orang-orang yang berusaha menyelamatkan hidupnya”, termasuk serangan terhadap pengemudi ambulans.
B’Tselem mengecam pihak penjajah, kemudian membandingkan rekaman video dan laporan saksi mata dengan klaim yang dikeluarkan oleh juru bicara militer Zionis. Sebuah klaim yang berisi kebohongan.
“Semua orang yang terlibat, baik itu prajurit di lapangan, komandan mereka atau mereka yang bertanggung jawab atas pernyataan resmi yang dirancang untuk memberikan sanksi atas insiden tersebut, telah menunjukkan rasa tidak hormat yang besar terhadap kehidupan manusia, kemanusiaan Palestina yang terluka dan untuk prinsip-prinsip moral dasar,” demikian B’Tselem. (mus)
Sumber: MEMO