Referendum Bersejarah untuk Otonomi Muslim Bangsamoro Dimulai Hari Ini
Referendum akan digelar dalam 2 putaran mulai Senin untuk membentuk otonomi masa depan Muslim Bangsamoro di Filipina selatan.COTABATO (SALAM-ONLINE): Referendum 2 putaran yang akan membentuk masa depan umat Islam di Filipina selatan akan dimulai hari ini, Senin (21/1/2019).
Muslim Bangsamoro, yang lama dirampas kebebasannya di bawah AS dan Filipina, mencapai tahap akhir dalam perjanjian otonomi yang ditandatangani dengan pemerintah di Manila pada Juli 2018.
Hampir 3 juta orang, Senin, diperkirakan akan memberikan suara pada Undang-Undang Organik Bangsamoro (BOL) di bawah keamanan ketat di Kota Cotabato, pusat regional Muslim Mindanao.
Media lokal pada Ahad (20/1) memperingatkan bahwa Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) yang terkait dengan ISIS mungkin berupaya menyabotase referendum.
Mayor Arvin Encinas, Juru bicara militer Filipina di Divisi Infanteri ke-6, Mayor Arvin Encinas, mengatakan bahwa enam batalyon atau 2.500 tentara dikerahkan di kota itu.
“Empat ratus polisi dan unit operasi khusus juga ditugaskan untuk memastikan keamanan pemilihan/referendum,” kata Mayor Arvin yang dikutip Anadolu Agency (AA), Ahad (20/1).
Dia mengungkapkan, di desa-desa dekat Kota Cotabato, banyak senjata laras panjang yang disita.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengatakan mereka siap membantu tentara jika diperlukan.
Referendum digelar untuk memberikan Bangsamoro atau Moro—istilah kolektif untuk Muslim Filipina yang tinggal di sebuah pulau Filipina selatan—otonomi komprehensif yang ditunggu-tunggu.
Pemungutan suara putaran pertama untuk mengesahkan RUU Bangsamoro akan dimulai pada hari ini, Senin (21/1) di dua kota. Putaran kedua digelar pada 6 Februari 2019 di daerah lain di wilayah tersebut.
Setelah RUU itu disahkan, Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro di Mindanao (BARMM) akan dibentuk.
Referendum 2 putaran
Berbicara pada rapat umum untuk ratifikasi BOL pada Jumat (18/1) lalu di Cotabato, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak disetujuinya pengesahan RUU tersebut.
Kebebasan bagi umat Islam di wilayah itu dirampas oleh Amerika Serikat pada 1898 ketika Spanyol, yang telah menduduki Filipina pada abad ke-16, menyerahkan negara itu ke AS.
Orang-orang Bangsamoro juga menghadapi kesulitan karena kebijakan permukiman Kristen pemerintah Manila. Saat itu AS menyerahkan daerah tersebut kepada orang Kristen Filipina setelah mengelolanya sampai tahun 1946.
Perjanjian otonomi
Dengan berdirinya pemerintahan Bangsamoro, pengadilan hukum Islam akan dibuka di wilayah itu. Otoritas regional akan diserahkan dari ibu kota Manila ke pemerintahan Bangsamoro.
Ketika BOL disahkan, kelompok MILF juga akan menonaktifkan 40.000 kombatan dari Angkatan Bersenjata Islam Bangsamoro (BIAFF). (mus)
Sumber: AA