Aksi Protes di Zona Penyangga Gaza Masuki Jumat ke-47
Demonstran menuntut diakhirinya blokade dan embargo penjajah Zionis yang telah menghancurkan ekonomi dua juta penduduk Gaza dan membawa daerah kantong pesisir itu ke ambang bencana kemanusiaan.
GAZA (SALAM-ONLINE): Memasuki Jumat ke-47 berturut-turut, warga Palestina berkumpul di sepanjang zona penyangga perbatasan Gaza untuk berunjuk rasa menuntut hak lahan/tanah/rumah yang diduduki/dijajah selama lebih 70 tahun, Middle East Monitor (MEMO) mengutip Anadolu Agency (AA) melaporkan Jumat (15/2).
Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Nasional Gaza untuk Pelanggaran Pengepungan (NABS) mendesak warga Gaza untuk mengambil bagian dalam demonstrasi Jumat, yang diadakan di bawah slogan, “Gaza tidak Dapat Dihancurkan”.
“Penjajah Zionis terus memprovokasi kami dengan mengerahkan penembak jitu dan pasukan yang dipersenjatai dengan senjata mematikan di sepanjang zona penyangga,” kata NABS dalam pernyataan Jumat.
Juru bicara militer penjajah, Avichai Adraee, mengancam para demonstran Palestina yang akan mendekati zona penyangga.
“Demi keselamatan kalian sendiri, menjauhlah dari zona keamanan khusus,” kata militer Zionis itu.
Sejak warga Palestina di Gaza mulai menggelar aksi unjuk rasa pada 30 Maret 2018 lalu, lebih dari 250 pengunjuk rasa gugur syahid, insya Allah—dan ribuan lainnya terluka—oleh tembakan tentara penjajah.
Para demonstran menuntut hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Palestina yang bersejarah. Tanah dan rumah-rumah para orang tua, kakek-nenek mereka dirampas pada 1948 oleh Zionis Yahudi dengan tujuan untuk membentuk negara ilegal bernama “Israel”.
Demonstran juga menuntut diakhirinya 12 tahun blokade Zionis dan embargo di Jalur Gaza. Blokade dan embargo yang telah menghancurkan ekonomi Gaza yang berpenduduk sekitar dua juta orang tersebut dan telah membawa daerah kantong pesisir iyu ke ambang bencana kemanusiaan. (mus)
Sumber: MEMO