Mantan Kepala Mossad: Zionis tak Menginginkan Perdamaian
SALAM-ONLINE: Mantan kepala badan intelijen Zionis, Mossad, Shabtai Shavit, mengatakan bahwa penjajah itu tidak menginginkan perdamaian. Jika menginginkan (perdamaian), maka sudah sejak lama hal tersebut dilakukan dengan Otoritas Palestina (PA).
Shavit menyampaikan hal ini kepada harian Maariv, Middle East Monitor (MEMO) melansir, Sabtu (22/6/2019). Dia menegaskan, jika Zionis menginginkan perdamaian, mereka akan membahasnya dalam istilah ekonomi dan infrastruktur yang melayani kepentingan kedua pihak.
Namun, Shavit mengatakan, Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu tidak melihat PA sebagai mitra negosiasi. Oleh karenanya mereka menolak untuk mengembangkan hubungan dengan otoritas Palestina tersebut.
Shavit juga mengklaim bahwa Netanyahu berhenti berbicara kepada PA di bawah tekanan dari sayap kanan penjajah tersebut, yang ia klaim “akan menggantungnya di pusat kota” jika ia membuka diskusi hari ini.
“Kami (Zionis) adalah yang terkuat di Timur Tengah,” Shavit menegaskan.
Pada saat ini, kata Shavit, tidak ada koalisi Arab yang kemungkinan akan terbentuk yang akan membahayakan keberadaan (Zionis Yahudi) seperti pada 1960-an dan 1970-an.
“Yang kuat dapat melakukan untuk dirinya sendiri apa yang tidak bisa dilakukan oleh yang lemah. Kami bisa melindas pihak lain jika kami mau,” tekannya.
Mengenai Kesepakatan Oslo, pertengahan 1990-an—sebagai upaya substansial terakhir pada negosiasi damai—Shavit mengatakan bahwa sayap kanan Zionis sejak itu melukiskan perjanjian tersebut sebagai “dosa”, dengan alasan bahwa jika mereka melanjutkan jalan ini, mungkin saja ada perdamaian.
“Ini bukan fantasi, karena mereka yang tidak ingin perdamaian berhasil membuat sebagian besar negara percaya bahwa Oslo adalah ibu dari semua dosa dan keinginan untuk perdamaian juga adalah dosa,” Shavit menyimpulkan. (mus/salam)
Sumber: MEMO