Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE: Sebuah video yang menunjukkan seorang pria mengaku bernama Ki Sabdo tengah melakukan ritual di Gedung DPR Nusantara V viral di media sosial. Ki Sabdo mengaku tengah melakukan ‘geladi bersih’ untuk mengamankan pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan digelar pada 20 Oktober mendatang, dengan memanggil bangsa jin.
Dalam video yang beredar, nampak Ki Sabdo tengah melakukan ritual di Gedung Nusantara V, Komplek DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Saat ditanya oleh si perekam video, Ki Sabdo mengaku tengah melakukan ‘geladi bersih’ untuk pengamanan pelantikan Jokowi. Berikut Catatan M Rizal Fadillah yang ditulis di Madinah hari ini, Ahad, 20 Oktober 2019:
Tanggal 2O Oktober 2019 adalah hari inaugurasi Presiden dan Wakil Presiden. Heboh sekali rasanya perhelatan politik ini. Ada nuansa ketakutan yang sangat, sehingga situasinya mencekam.
Ada horor di sana. Horor isu penggagalan pelantikan, sehingga disiapkan perlindungan di banyak matra. Pasukan militer dan polisi mendominasi. Puluhan ribu. Bagaikan ada yang hendak kudeta. Dukungan kekuatan partai pendukung sudah pasti. Dan yang unik adalah “pasukan” makhluk halus yang diundang Ki Sabdo. Katanya, dari pengakuannya, itu perintah Jokowi.
Segala jenis pasukan hadir. Dari Nyi Loro Kidul, Nyi Blorong hingga Jin Kahyangan. Katanya, lengkap. Dari aspek keimanan banyak yang mengelus dada karena salah satu yang dilantik adalah seorang Kiai, Ketua Umum MUI yang tidak (mau) mengundurkan diri. Tentu dilengkapi dengan banyaknya jabatan lain yang dipegang.
Mistik-mistik menyebabkan Negara Ketuhanan bergeser menjadi Negara Kehantuan. Tragis. Ketika viral “Ki Sabdo” menjampi jampi Gedung DPR/MPR RI teringatlah pada “penasihat” Raja Brawijaya yang bernama “Sabdo Palon”.
Ketika Majapahit dikalahkan oleh Kesultanan Demak maka Raja Majapahit Brawijaya masuk Islam. Penasihat “dedemit”nya Sabdo Palon diajak masuk Islam, tetapi ia menolak dengan keras dan berucap:
“Sabdo Palon matur sugal yen kawula boten ngrasuka Islam. Wit kula puniki yekti Ratuning Dang Hyang tanah jawi. Momong marang anak putu Sagung kang para Nata Wus pinasthi sayekti pisahan.”
Intinya, Sabdo Palon adalah “dedemit” pengasuh pemimpin tanah Jawa. Daripada masuk Islam lebih baik berpisah dengan Brawijaya. Dan ia bersumpah akan bangkit lagi menggantikan Islam. “Kula gantos Kang agami,” katanya.
Sabdo yang memasukkan banyak dedemit ke gedung DPR/MPR untuk memproteksi pelantikan menjadi fenomena baru yang memprihatinkan bangsa. Semakin merenung, bisa-bisanya Pak Jokowi yang selalu bersemangat jadi imam Shalat dan Pak Ma’ruf Amin yang Kiai sampai sangat toleran dan terpapar oleh mistisisme. Kemusyrikan yang menguasai dan mengendalikan politik.
Rupanya aksi demo mahasiswa yang masif hendak dihadapi oleh para “dedemit” dari berbagai spesies dan genus. PasukanTNI dan Polri yang berjumlah puluhan ribu kalah pamor dan efektif oleh pasokan Dedemit di bawah komando Sabdo. Sungguh suatu pelecehan.
Sejarah akan mencatat, inilah inaugurasi terhoror sepanjang sejarah. Pasca pelantikan bisa-bisa komunitas dedemit akan terus ikut mengisi ruang istana sehingga suasana magis meliputi penjuru istana itu.
Saran saja untuk Pak Jokowi, contohlah Raja Brawijaya yang rela “diceraikan” dirinya oleh Sabdo Palon demi Islam. Dunia mistik membuat Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ridha. Ulama, umat dan kaum rasional akan melawan kemusyrikan dan kebodohan. Lengser keprabon merupakan sebuah keniscayaan.
*) Pemerhati Politik
Madinah, 20 Oktober 2019