Presiden Erdogan Buang Surat Donald Trump ke Tong Sampah
SALAM-ONLINE: Seorang pejabat Turki mengungkapkan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan membuang surat Presiden AS Donald Trump ke tong sampah setelah membacanya. Bahkan Erdogan merespons surat itu dengan tetap meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian (Operation Peace Spring) Turki ke Suriah utara untuk membebaskan wilayah itu dari gerombolan teroris PKK/YPG/SDF.
Surat dari Trump untuk Erdogan itu bocor. Bocornya surat itu membuat gelombang kejutan. Dalam suratnya, Trump memperingatkan Presiden Turki tersebut agar tidak menjadi “orang bodoh” dengan melancarkan operasi militer ke Suriah.
Sejak 9 Oktober 2019 lalu, Turki melancarkan serangan terhadap milisi teroris, sayap kelompok teror PKK di Suriah, yaitu Pasukan Demokratis Suriah (SDF) dukungan AS di Suriah utara. Surat itu bertujuan untuk membuat kesepakatan (gencatan senjata) antara Turki dengan SDF, termasuk ancaman sanksi ekonomi terbuka yang dilontarkan Trump.
“Operasi ini akan memandangmu selamanya sebagai iblis jika hal-hal baik tidak terjadi,” tulis Trump. “Jangan menjadi pria bodoh!” kicau Trump kepada Erdogan dalam surat bertanggal 9 Oktober 2019 itu.
Nampaknya, surat itu sengaja dibocorkan untuk menghadapi banyak protes di Amerika Serikat yang mengkritik Trump karena dianggap mengabaikan serangan Turki dengan menarik pasukan AS dari Suriah.
Sekarang setelah dikonfirmasi oleh Gedung Putih bahwa surat itu asli, tapi bocor, ribuan orang Turki saling bertanya di Twitter dan WhatsApp apakah surat itu otentik atau lelucon.
“Jika surat ini nyata, Trump benar-benar gila,” tweet seorang natizen Turki.
Seorang pejabat Turki yang tak mau disebut namanya mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa mereka merespons surat Trump dengan baik dan dengan bahasa yang lebih kuat.
“Kami baru saja membuang suratnya ke tempat (tong) sampah,” kata salah satu dari pejabat tersebut seperti dilansir MEE, Jumat (18/10).
“Tanggal pada surat itu adalah 9 Oktober, hari yang sama kami memulai Operation Peace Spring. Presiden kami memberikan respons terbaik dengan meluncurkan operasi pada hari yang sama mulai jam 4 sore,” kata pejabat itu kepada MEE.
Bocornya surat itu terjadi pada wktu yang sangat sensitif, ketika Wakil Presiden AS Mike Pence mendarat di Ankara pada Kamis dalam upaya untuk membujuk Erdogan melakukan gencatan senjata antara Turki dengan sayap teror PKK di Suriah, SDF. Akhirnya pada Kamis (17/10), Presiden Recep Tayyip Erdogan bersama Wakil Presiden AS Mike Pence sepakat menerima kehadiran militer Turki di bagian luas Suriah utara sebagai imbalan atas janji gencatan senjata lima hari.
“Surat Trump kepada Erdogan ini adalah korespondensi paling buruk yang dibocorkan sebelum kunjungan Wapres Pence ke Ankara besok,” kata pakar terkemuka Turki, Soner Cagaptay, dalam tweetnya pada Rabu (16/10).
Bangsa dan negara Turki tersinggung
Rusia pada Kamis (17/10) mempertanyakan nada dan isi surat itu. Negara pendukung rezim Suriah ini menggambarkannya sebagai sesuatu yang “sangat tidak biasa”.
“Anda tidak sering menemukan bahasa seperti itu dalam korespondensi di antara para kepala negara. Itu adalah surat yang sangat tidak biasa,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri TurkiAhmet Davotoglu mengatakan semua pertemuan dengan para pejabat AS harus dibatalkan. “Negara dan negara Turki tersinggung,” tweetnya.
Sejak pengumuman mengejutkan Washington bahwa pasukan akan AS meninggalkan Suriah, lalu mengekspos SDF, mitranya dalam pertempuran melawan kelompok ISIS, Trump telah berbelok dengan liar antara sikap lunak dan keras terhadap Turki.
Pejabat Turki menyatakan bahwa Trump pasti telah melihat bahwa upayanya untuk mencapai kompromi sejauh ini benar-benar tidak efektif. Erdogan pada Rabu (16/10) menentang beberapa seruan untuk gencatan senjata.
“Kemarin dia (Erdogan) menggambarkan PKK sebagai kelompok teror yang lebih buruk daripada ISIS. Dengan latar belakang ini, kami tidak berharap Pence akan mengajukan proposal untuk memulai negosiasi,” kata pejabat lain kepada kolumnis Turki Ahmet Hakan.
“Jika Pence datang dengan sesuatu seperti itu, Erdogan akan sangat menolak tawaran tersebut dan memintanya pulang dengan tangan kosong.”
Erdogan awal pekan ini mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa lagi yang diinginkan Trump.
“Kami tidak bisa lagi mengikuti tweet Trump. Ada perubahan mencolok dalam sikapnya dibandingkan dengan tadi malam,” katanya. (mus/salam)
Sumber: MiddleEastEye