Idlib Kembali Diserang, dalam 24 Jam Terakhir 2.000 Warga Sipil Suriah Mengungsi
Mayoritas warga sipil yang melarikan diri dari wilayah yang diserang rezim Asad dan Rusia, menciptakan gelombang pengungsi baru ke daerah-daerah dekat perbatasan Turki.
IDLIB (SALAM-ONLINE): Serangan Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata di Suriah yang disepakatinya dengan Turki. Akibat serangan hebat yang dilancarkan rezim Suriah, Rusia dan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Idlib itu, memaksa lebih 2.000 warga sipil untuk melarikan diri (mengungsi) dari wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir, menurut sumber di lapangan.
Berdasarkan perkembangan terakhir, jumlah warga sipil yang melarikan diri dari Idlib sejak November 2019 lalu telah mencapai 217.000 orang, lapor kantor berita Anadolu, Rabu (25/12/2019).
Pada 20 Desember 2019, rezim Basyar Asad dan sekutunya melancarkan serangan militer, terutama di kota-kota Maarat Al-Numan dan Saraqib serta daerah pedesaan di sekitarnya, merebut 35 kawasan perumahan.
Warga membutuhkan persediaan dasar yang mendesak seperti tempat tinggal, selimut dan tempat tidur di daerah tempat mereka berteduh, demikian disampaikan oleh Direktur Kelompok Koordinasi Respons Suriah, Mohammad Hallaj, kepada Anadolu Agency (AA).
Sebenarnya pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun sejak itu pula, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi. Gencatan senjata terus dilanggar. Zona de-eskalasi yang telah disepakati tidak diindahkan.
Lebih dari satu juta warga Suriah telah bergerak ke dekat perbatasan Turki karena serangan hebat dalam setahun terakhir.
Setelah pertemuan Kabinet Turki kemarin, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan Turki mengharapkan penghentian serangan-serangan ini sesegera mungkin melalui kesepakatan gencatan senjata baru.
Menurut Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah, provinsi Idlib adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga sipil, 75% di antaranya wanita dan anak-anak.
Sejak meletusnya perang berdarah di Suriah pada tahun 2011, Turki telah menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka. Warga Suriah menjadikan Turki sebagai negara yang menampung pengungsi di dunia.
Menurut angka resmi, Turki sejauh ini telah menggelontorkan dana $ 40 miliar untuk para pengungsi. (mus)
Sumber: Anadolu