PM Malaysia: Dunia Islam Harus Bangun Pasar Sendiri
“Malaysia belajar dari pengalaman Turki di sektor pertahanan,” kata Mahathir Mohamad di Forum Kuala Lumpur Summit 2019.
KUALA LUMPUR (SALAM-ONLINE): Negara-negara mayoritas Muslim harus membangun pasar dan menghasilkan teknologi mereka sendiri untuk menjadi mandiri, kata Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad, Kamis (19/12/2019), di Kuala Lumpur.
Mahathir menyampaikan hal itu saat berbicara dalam forum Kuala Lumpur Summit 2019 yang sedang berlangsung. Dia menekankan pentingnya kemajuan teknologi dan industri dalam pembangunan nasional.
“Ada 1,7 miliar Muslim. Jelas ini adalah pasar besar jika kami memutuskan untuk mengambil kebutuhan kami dari negara-negara Muslim. Lalu kami memperkaya diri kami sendiri,” ungkapnya.
“Tetapi karena kita (negara-negara Muslim) tidak memiliki cukup produk sendiri, kita harus mencari sebagian besar kebutuhan kita dari negara lain, dan uang kita mengalir keluar. Ketika uang mengalir keluar, kita menjadi miskin. Tetapi jika kita memiliki sumber (produk sendiri), maka jelas kekayaan kita akan tetap berada dalam komunitas (negara-negara) Muslim. Dan kita menjadi lebih kaya,” katanya.
“Itulah sebabnya di antara hal-hal yang harus kita selesaikan terkait masalah umat Islam adalah membangun pasar (market) dan menghasilkan barang-barang serta sumber mereka satu sama lain. Karena itu, penting kita belajar bagaimana menghasilkan barang-barang (produk) kita sendiri,” tambahnya.
Dia menggarisbawahi bahwa negara-negara Muslim “akan selamanya mengejar ketinggalan” dengan negara-negara maju lainnya “jika kita tidak mulai membuat dan mengembangkan teknologi kita sendiri”.
“Kami tidak punya pilihan selain mulai mengerjakan ini,” katanya.
‘Belajar dari Turki’
Memuji perkembangan industri pertahanan Turki, Mahathir menyerukan kerja sama di antara negara-negara mayoritas Muslim untuk menjadi independen dari Barat.
“Turki telah masuk sangat dalam ke pertahanan, melengkapi dirinya dengan peralatan pertahanan. Dan Malaysia belajar dari Turki,” ujar Mahathir yang menjadi pembicara bersama para Presiden Turki, Iran dan Emir Qatar, dalam forum KTT Kuala Lumpur 2019 yang berlangsung pada 18-21 Desember 2019.
“Kita di sini bertemu untuk mendengarkan ide-ide yang dapat membantu kita membangun pemerintahan yang baik dan bagaimana membangun stabilitas di negara kita. Tidak ada keraguan, tanpa stabilitas tidak akan ada pembangunan,” terang Mahathir seraya menambahkan bahwa ekonomi yang kuat adalah” vital bagi suatu negara untuk tetap independen “.
Mahathir, kepala pemerintahan tertua di dunia, mengatakan bahwa untuk menumbuhkan ekonomi yang lebih kuat, “Negara-negara Muslim membutuhkan stabilitas.”
Mahathir juga mengatakan, kerja sama di antara negara-negara Muslim tidak berarti memboikot negara-negara non-Muslim.
“Tetapi jika Anda sebagai sumber atau menjual barang-barang ke negara-negara non-Muslim, kadang-kadang mereka menjatuhkan sanksi kepada Anda (negara-negara Muslim), dan Anda kehilangan apa yang Anda butuhkan, kemudian Anda menjadi tidak berdaya dan mereka dapat menerapkan lebih banyak tekanan,” katanya menjelaskan mengapa negara-negara mayoritas Muslim perlu mengembangkan teknologinya agar mandiri.
“Tetapi jika mereka memberikan tekanan (ketika negara-negara Muslim sudah berswasembada), maka sanksi itu tidak akan berhasil sama sekali,” katanya.
KTT Kuala Lumpur 2019 selama tiga hari sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, dihadiri ratusan pejabat pemerintah, perwakilan dari masyarakat sipil dan sektor bisnis dari seluruh Dunia Muslim. (mus)
Sumber: Anadolu