Catatan Mahfud Akbar*
SALAM-ONLINE: Ada-ada saja upaya segelintir kelompok tertentu untuk merongrong pemerintahan Anies Baswedan di DKI Jakarta. Mereka terus menerus memojokkan Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan dengan berbagai cara agarpublik terpengaruh.
Contohnya adalah akibat banjir yang melanda Jabodetabek pada awal tahun 2020 ini, sejumlah mal tidak beroperasi. Atas kejadian itu, tiga mal berencana menggugat dan menuntut ganti rugi kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Lucunya salah satu yang dijadikan contoh pihak penggugat adalah Mal Taman Anggrek yang katanya tutup karena kerusakan mesin pembangkit listrik akibat terendam banjir.
Menanggapi hal ini, orang yang sangat paham seluk beluk ibu kota Jakarta, terutama isu lingkungan hidup, yakni Sejarawan Betawi JJ Rizal memberikan catatan mengejutkan tentang biang kerok banjir.
JJ Rizal mengungkap tabir melalui tulisannya di media sosial facebook. Catatannya adalah Mal Taman Anggrek itu sebenarnya biang kerok banjir. Mengapa demikian? Ternyata mal itu menempati lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Hutan Kota.
“Tentu saja bakal seru jika direspons dengan membuka arsip rencana induk jakarta 1965-1985, lalu master plan Jakarta 1985-2005 yang dengan mudah akan memperlihatkan bahwa mal di Simpang Tomang itu menempati lahan RTH Hutan Kota Tomang,” tulisnya.
JJ Rizal justru berharap jika mal yang jadi biang banjir tersebut tetap lanjut untuk menuntut kompensasi ke Pemprov DKI Jakarta. Hal ini dapat membuka tabir siapa saja yang terlibat dalam perubahan alih fungsi lahan RTH Hutan Kota di daerah lainnya sebelum era Anies Baswedan. Wah pasti bikin ketar-ketir.
“Semoga Mal Taman Anggrek bisa jadi kasus pertama untuk buka-bukaan biar jelas, kenapa RTH Hutan Kota bisa berubah jadi mal, siapa pejabat yang melakukan dan siapa yang minta dia melakukan, Bagaimana dengan RTH Hutan Kota lainnya, seperti Senayan, Sunter, Kapuk, dan lainnya,” beber JJ Rizal.
Menurut dia, keseriusan semua pihak dalam menghadapi masalah banjir bisa dimulai dari permasalahan ini. Supaya jangan jumawa. Jadi penyebab banjir, tapi tidak tahu diri.
“Seserius apa kita terhadap masalah banjir Jakarta, bisa dimulai dengan seserius apa kita dengan alih fungsi lahan dan perubahan tata ruang karena ada uang ini,” pungkasnya.
Nah, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mereview ulang keberadaan mal-mal tersebut, agar dapat bercermin dengan baik, jangan asal tuntut, ujungnya malu sendiri.
Karena bisa saja bangunan selain Mal Taman Anggrek yang disebut JJ Rizal menggunakan lahan terbuka hijau hutan kota, mereka menutupi aliran-aliran saluran air. Bangunan itu menyumbat jalannya air ke kali, tentu juga menghalangi resapan ke dalam tanah.
Yuk…, buka-bukaan demi Jakarta yang lebih baik! Maksud hati ingin menjatuhkan malah membuka borok sendiri.
*) Pemerhati Lingkungan