Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE: Setelah masyarakat dan rakyat Indonesia gelisah dengan kebijakan longgar mengenai kepentingan Cina di Indonesia, baik dana pinjaman, proyek investasi maupun tenaga kerja yang dipekerjakan atau diselundupkan, kini kita dikejutkan munculnya wabah di Cina yang disebabkan oleh Virus Corona.
Virus Corona merupakan virus yang hampir sama dengan SARS, menyerang pernafasan dan tentu mematikan. WHO mengadakan pembahasan apakah kasus Virus Corona dapat dikategorikan menjadi wabah global. Sumber virus ini berasal dari Wuhan, Cina. Tercatat 41 korban mati dan lebih dari 1.200 orang terjangkit.
Penyebaran pun terjadi. Di Cina sendiri 56 juta warganya dilarang bepergian. Deteksi bekerja di kereta, bus dan alat transportasi umum. Pos-pos kesehatan dibuat di bandara, terminal dan stasiun. Cina panik.
Ternyata tersebarnya virus ini disebabkan bocornya pabrik rekayasa genetika untuk pembuatan senjata biologi. Cina sedang menyiapkan kekuatan serang senjata biologi yang membahayakan. Entah untuk melawan AS atau negara-negara lain maupun pemusnahan bangsa/etnis lainnya, yang jelas Cina serius menyiapkan senjata pembunuh massal ini.
Kota Wuhan diketahui merupakan pusat penelitian laboratorium untuk pengembangan virus baru, termasuk virus senjata biologi pemusnah massal.
Rupanya takdir Cina, pabrik rahasia yang berada di Wuhan ini mengalami kebocoran sehingga merenggut korban warga Cina sendiri. Terhitung ada 500 pabrik bio farmasi di Wuhan, 8 di antaranya terbesar.
Para ilmuan di Johns Hopkins Center for Health Security membuat prediksi menakutkan. Penyakit yang menyergap hanya butuh waktu 18 bulan untuk memusnahkan 65 juta orang di seluruh dunia.
Indonesia mesti waspada dengan epidemi Virus Corona Cina ini. Cina sedang “ekspansi” ke negara kita. Manuver gerakan ke Natuna membuat kita kalang kabut. Masuknya warga Cina ke negara kita pun cukup masif. Termasuk para pekerja proyek dan jaringan jalan maritimnya Pak Luhut. Cina ke depan akan lebih leluasa “bermain” di Indonesia. Daya dukung mereka cukup besar.
Cina sendiri panik dengan “senjata makan tuan” ini. Warga Wuhan dan beberapa kota lain telah dilarang bepergian. Suasana tegang dan dihinggapi rasa takut menghantui warga Cina. Masker habis di toko atau apotik penjualan. Konon ada yang menggunakan pembalut wanita sebagai masker. Kota ditutup untuk mencegah penyebaran.
Negara AS, Jepang, Australia dan Korea membuat sinyal waspada. Corona dapat menular ke mana-mana.
Hikmahnya adalah, pertama kita mesti berhati hati dengan WN Cina yang masuk ke Indonesia, resmi atau tidak. Kedua, jangan bergantung pada kekuatan Cina karena hakikatnya rapuh juga. Ketiga, Cina negara komunis yang tidak memiliki nilai moral untuk menipu, menjebak dan menyandera siapa pun pemimpin di dunia. Keempat, Cina zalim pada Muslim sebagaimana terhadap warga Uighur.
Kelima, Cina negara angkuh yang sedang membangkitkan kembali kekaisarannya. Keenam, warga Cina diaspora diikat untuk menjadi bagian dari kekaisaran. Ketujuh, menteri atau pejabat yang pro Cina adalah pengkhianat bangsa. Kedelapan, semakin Cina merajalela, maka kian menguat gerakan anti Cina. Kesembilan, rencana jahat selalu ada error yang membongkar. Kesepuluh, Cina itu biang budaya suap, narkoba, judi, serta kini virus berbahaya.
Semangat Cina untuk menguasai dunia di bawah Xi Jinping seolah ingin membangkitkan kekaisaran lama. Imperium digjaya. Tentu Indonesia harus waspada dan jangan menjadi bagiannya. Kekaisaran Cina mesti dilawan. Tetapi bukan dengan Keraton Agung Sejagat atau Sunda Empire. Itu mah kodok yang ingin menjadi kebo.
*) Pemerhati Politik
Bandung, 26 Januari 2020