Meski Ada Corona, Rezim Asad tak Berhenti Bantai Rakyat Suriah
Rezim Asad membantai 44 warga sipil, termasuk 6 anak, pada Maret dan April ini, di tengah wabah Corona, kata Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
SALAM-ONLINE: Rezim Suriah terus melakukan banyak kejahatan pada Maret dan April ini. Padahal dunia, termasuk Suriah, tengah disibukkan dengan pandemi Covid-19 yang cepat menyebar, demikian laporan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) pada Senin (27/4/20).
“Rezim Suriah (Asad) yang disukung Rusia dan Iran telah membunuh 44 warga sipil, termasuk enam anak pada Maret dan April 2020 ini. Pasukan Asad juga juga menangkap 156 orang lainnya dan melakukan setidaknya empat serangan terhadap fasilitas sipil yang penting, termasuk dua sekolah,” kata SNHR dalam sebuah laporan yang dikuitip Anadolu Agency (AA), Senin (27/4).
Laporan tersebut merekomendasikan agar PBB menjatuhkan sanksi pada rezim Basyar Asad jika terus melakukan kejahatan perang dan kemanusiaan.
SNHR menyatakan bahwa Rusia dan Cina memberikan dukungan militer kepada rezim Asad dalam memerangi warga Suriah. Karena itu, di tengah pandemik Covid-19 yang melanda dunia ini, termasuk Suriah, SNHR menyerukan pemerintah Rusia, Cina, Kuba dan Iran untuk memberikan bantuan medis dan kemanusiaan dalam perang melawan Virus Corona ketimbang memberikan dukungan militer kepada rezim Asad.
SNHR juga menekankan akan kebutuhan untuk meningkatkan dukungan material bagi lembaga-lembaga bantuan kemanusian lokal di daerah-daerah yang berada di luar kendali rezim Asad di tengah pandemik saat ini.
Berasal dari Cina, Desember lalu 2019 lalu, Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara.
Pandemi ini sementara telah menewaskan lebih dari 208.500 orang di dunia, dengan total yang terinfeksi lebih dari 3 juta, menurut angka yang dihimpun oleh Universitas Johns Hopkins di AS. Sekitar 885.300 orang telah dinyatakan sembuh.
Suriah sendiri sejak Maret 2011 berada dalam lingkaran konflik berdarah, dimulai saat rezim Basyar Asad menindak aksi protes rakyat yang menginginkan perubahan. Tindak kekerasan ini kemudian berkembang bentrokan berdarah. Perang tak dapat dihindarkan. Rakyat Suriah membentuk kelompok-kelompok yang bersatu melawan rezim Asad dan menginginkan dinasti Asad turun dari tahta.
Namun intervensi dari eksternal, Rusia dan Iran—termasuk milisi Syiah dukungan Iran—yang bersekutu membela rezim Asad, membuat perang di negara itu bukannya berhenti, malah semakin menjadi sampai saat ini.
Ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi, menurut angka PBB. (mus)
Anadolu Agency