Afrika Selatan Siarkan Shalat Jumat Pertama di Masjid Hagia Sophia Istanbul
SALAM-ONLINE: Afrika Selatan akan menyiarkan langsung shalat Jumat pertama di Masjid Hagia Sophia (Aya Sofya) yang akan dilakukan hari ini, Jumat, 3 Dzulhijjah 1441 H/24 Juli 2020 M, setelah hampir 90 tahun dijadikan museum oleh rezim sekuler Mustafa Kemal.
Wakil kepala Yayasan Wakaf Afrika Selatan Mickael Collier mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa stasiun televisi dan radio di Afrika Selatan akan menyiarkan langsung shalat Jumat pertama yang bersejarah itu.
“Tanggal 24 Juli 2020 (3 Dzulhijjah 1441 H) sangat penting bagi umat Islam karena Masjid Hagia Sophia akan dibuka untuk beribadah setelah 86 tahun (jadi museum),” kata Collier, seperti dilansir AA, Jumat (24/7).
Di antara stasiun TV yang akan menyiarkan acara tersebut adalah ITV, Salaam Media, CII International Radio 786, Voice of the Cape, Radio Islam dan Radio Al Ansaar.
Dia mengatakan siaran akan berlangsung pada jam 12 malam waktu setempat (1000GMT).
Hagia Sophia adalah salah satu tujuan wisata utama di Turki, baik untuk pengunjung domestik maupun asing.
Pada 1985, saat menjadi museum, Hagia Sophia ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Sebelumnya, Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun hingga Istanbul (Konstantinopel) ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Hagia Sophia pun berubah menjadi sebuah masjid sejak tahun 1453 hingga 1934—hampir 500 tahun.
Sepuluh tahun setelah runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani (1924), maka pada 1934 rezim sekuler Turki di bawah Mustafa Kemal menjadikannya sebagai museum. Hingga Pengadilan Tinggi Turki memutuskan mengembalikan fungsinya sebagai Masjid pada Juli 2020, berarti Hagia Sophia jadi museum selama 86 tahun.
Pengadilan Tinggi Turki membatalkan dekrit rezim sekuler Mustafa Kemal yang dikeluarkan pada 19 Juli 1934 . Isi dekrit itu mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Dengan keputusan Pengadilan Tinggi Turki itu, terbukalah jalan untuk memfungsikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid.
Di era baru Hagia Sophia ini, Direktorat Urusan Agama Turki akan mengelola layanan ibadah Masjid. Adapun Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengurus pekerjaan restorasi dan konservasi.
Sementara khazanah warisan arsitektur yang memiliki nilai sejarah itu juga masih tetap terbuka untuk wisatawan domestik dan asing, tanpa dipungut biaya. (mus)