4 Peserta Positif Corona, Oposisi Suriah Ingin Perundingan Lanjut Secara Virtual
Perundingan damai di Jenewa, Swiss, terhenti setelah 4 peserta dinyatakan positif terkena Virus Corona.
SALAM-ONLINE: Wakil oposisi Suriah menyarankan pembicaraan damai pada Selasa (25/8/20) dapat dilanjutkan secara virtual setelah ditunda karena ada 4 peserta yang dinyatakan positif terkena Corona.
“Ini adalah satu-satunya solusi kunci untuk tragedi Suriah,” kata Hadi al-Bahra dari Dewan Nasional Suriah (SNC).
Dia mengatakan bahwa empat empat perwakilan pada pembicaraan yang dimulai Senin (24/8) dinyatakan positif Covid-19.
Selama pandemi ini, kata al-Bahra, SNC tetap beraktivitas. Komite Konstitusi pun masih terus melakukan rapat melalui alat komunikasi virtual.
“Kami juga akan berdiskusi dengan utusan khusus PBB, Geir O. Pedersen, tentang kemungkinan opsi untuk melanjutkan aktivitas kami secepat mungkin berdasarkan otorisasi dari otoritas medis di Jenewa,” terang al-Bahra.
Juru bicara Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Jennifer Fenton, mengatakan perundingan damai itu “ditunda”. Tetapi dia tidak merinci format yang mungkin akan diambil.
PBB tidak mengatakan delegasi mana di antara 45 peserta yang ditemukan mengidap Covid-19. Tetapi kepada kantor berita Anadolu sumber oposisi itu meyakini mereka yang dites positif Corona berasal dari Damaskus, ibu kota Suriah. Artinya, mereka yang terpapar Covid-19 itu berasal dari pihak rezim Basyar Asad yang didukung Rusia dan Iran.
“Setelah memberi tahu pihak berwenang Swiss dan Kantor PBB di Jenewa, tindakan segera telah diambil sesuai dengan protokol kesehatan. Tujuannya untuk mengurangi risiko apa pun. Otoritas di Swiss juga melacak siapa pun yang mungkin telah melakukan kontak dekat dengan orang-orang yang terkena Covid-19 itu,” demikian pernyataan dari kantor PBB di Jenewa, Swiss.
PBB mengatakan semua anggota komite—masing-masing 15 dari tiga delegasi—telah dites Covid-19 sebelum mereka melakukan perjalanan ke Jenewa. Kemudian dites lagi pada saat kedatangan di bandara.
Sementara Ahmad Kuzbari, yang mewakili rezim Suriah, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya setelah perundingan dihentikan.
Pembicaraan tersebut dipandu oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB No 2254 yang bertujuan menegosiasikan dan mengakhiri perang di Suriah itu.
Resolusi tersebut menyerukan pembebasan mereka yang ditahan dan diculik, gencatan senjata nasional untuk mengakhiri konflik kekerasan, menciptakan kawasan yang tenang dan netral sehingga memungkinkan pemulangan pengungsi dengan aman, sukarela dan bermartabat.
Suriah “terperangkap” dalam perang sejak Maret 2011 ketika rezim Basyar Asad melakukan tindakan kekerasan yang tidak terduga sebelumnya terhadap rakyat Suriah yang berunjuk rasa menginginkan perubahan.
Sejak itu, lebih dari 5 juta warga sipil menjadi pengungsi. Turki menampung hampir 4 juta pengungsi Suriah itu, melebihi dari negara lainnya. (mus)