SALAM-ONLINE.COM: Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, melonjaknya kasus Covid-19 saat ini tidak akan terjadi jika Presiden Joko Widodo sejak awal pandemi mengambil kebijakan lockdown.
Menurutnya, penerapan lockdown di tengah angka kasus yang sudah semakin tinggi hanya akan membuat kehidupan masyarakat kian kompleks.
“Kalau saja enam bulan lalu, lima bulan lalu, atau tiga bulan pertama serempak presiden sampaikan nomor satu kesehatan, kita lockdown semua, luar biasa itu,” kata Bima dalam diskusi bertajuk ‘PSBB Lagi?’, Sabtu (12/920).
Bima menilai, ketika sekarang dilakukan lockdown, maka harus ada perhitungan matang untuk membantu ekonomi rakyat.
“Data ekonomi di bawah sangat mengerikan,” ujarnya.
Atas dasar itu, Bima menyayangkan pemerintah pusat telah melewatkan momen emas untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Jika pemutusan dilakukan ketika wabah baru masuk, maka prosesnya tidak serumit saat sudah semasif seperti sekarang.
“Menurut saya begitu, tapi better late than never, artinya sekarang yang diperlukan adalah kewenangan protokol kesehatan,” tegasnya.
Senada dengan Bima, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, sejak awal Covid-19 terdeteksi masuk Indonesia, dia mengaku sudah meminta Kementerian Perhubungan untuk menutup bandara dari penerbangan internasional, kususnya dari Cina.
Namun, usulan tersebut ditolak, dengan dalih 40 persen turis yang datang dari Cina.
“Betul kata Pak Wali Kota (Bima Arya) tadi. Dulu itu saya setengah mati lockdown, sampai hari ini pun mazhab saya masih lockdown,” jelasnya.
Menurut Agus, akan sulit melakukan tracing dan pengujian jika tidak dilakukan lockdown. Sebab, pergerakan orang akan terus terjadi.
“Lalu bagaimana, biaya sudah dikeluarkan sangat besar dan hampir tidak bisa membereskan ini, kemudian tenaga juga sudah habis-habisan, akhirnya orang berargumentasi,” pungkasnya.
Sumber: jpnn