Otoritas Palestina: Kesepakatan Bahrain-Zionis Adalah Pengkhianatan
Otoritas Palestina mengatakan bahwa langkah Bahrain itu merupakan pukulan bagi Inisiatif Perdamaian Arab pada 2002.
SALAM-ONLINE.COM: Menyusul Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain juga berkhianat terhadap perjuangan Palestina dengan menormalisasi hubungannya terhadap Zionis penjajah. Otoritas Palestina pun mengecam langkah Bahrain itu.
“Pimpinan Palestina dengan keras menolak dan mengecam deklarasi tripartit Amerika-Bahraini-Zionis tentang normalisasi hubungan antara penjajah Zionis dengan Kerajaan Bahrain,” demikian pernyataan Otoritas Palestina yang dilansir kantor berita Anadolu, Sabtu (12/9/2020).
Pernyataan itu menyebut langkah tersebut sebagai “pengkhianatan terhadap Yerusalem (Al-Quds), Al-Aqsha dan perjuangan Palestina”.
Bagi otoritas Palestina, langkah Bahrain itu menampar Prakarsa Perdamaian Arab (2002), Resolusi KTT Arab dan Islam.
Kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas, menilai normalisasi hubungan Bahrain dengan Zionis versi AS itu menghapuskan perjuangan Palestina.
Sebelumnya, Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu menyambut baik pengumuman Presiden AS Donald Trump untuk mengupayakan kesepakatan normalisasi antara Zionis dengan Bahrain.
Kesepakatan yang menikam perjuangan bangsa Palestina dilakukan hampir sebulan setelah UEA dan Zionis mengumumkan normalisasi hubungan kedua pihak yang dimediasi AS, termasuk membuka kedutaan di wilayah masing-masing.
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Zionis penjajah, setelah Mesir pada 1979, Yordania (1994) dan UEA (2020). (mus)