Hari ke-5 Perang di Perbatasan, Azerbaijan Hancurkan Artileri Armenia
SALAM-ONLINE.COM: Angkatan bersenjata Azerbaijan menghancurkan beberapa baterai artileri tentara Armenia saat perang perbatasan memasuki hari ke-5, kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Kamis (1/10/20).
Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dilansir kantor Berita Anadolu, Kamis (1/10/20), juga membagikan rekaman penghancuran beberapa artileri Armenia di wilayah pendudukan (Azerbaijan).
Bentrokan di perbatasan meletus pada Ahad (27/9) pagi ketika pasukan Armenia menggempur permukiman sipil Azerbaijan dan militer, yang menyebabkan korban jiwa.
Pernyataan menteri lainnya mengatakan tentara Armenia mulai menembaki permukiman warga di Azerbaijan.
“Desa Jojug Marjanli di wilayah Jabrayil, kota Horadiz di wilayah Fizuli, desa garis depan di wilayah Goranboy, Tartar dan Aghdam berada dalam posisi target artileri angkatan bersenjata Armenia,” katanya.
Hikmet Hajiyev, asisten presiden dan kepala kebijakan luar negeri untuk Kepresidenan Azerbaijan, mengatakan bahwa menarget atau sengaja membunuh warga sipil dalam operasi militer adalah kejahatan perang. “Armenia dan pemerintah (negara tersebut) bertanggung jawab untuk ini,” tegasnya.
Memperhatikan bahwa tentara Armenia melakukan serangan rudal dan artileri terhadap Azerbaijan tidak hanya dari daerah pendudukan tetapi juga dari wilayah perbatasan Armenia, Hajiyev memperingatkan Armenia jika serangan tidak dihentikan, pihaknya akan membalas ke sasaran militer yang menembaki warga sipil.
Pada Kamis (1/10) pagi, wilayah Azerbaijan diserang dengan roket dari wilayah Gorus di Armenia, kata kementerian. Roket yang ditembakkan dari Armenia menghantam garis depan di wilayah Jabrayil-Fizuli.
“Kami menuntut agar Armenia segera menghentikan penembakan di wilayah Azerbaijan, dan kami memperingatkan bahwa tindakan balasan yang memadai akan diambil,” terang Hajiyev.
Para pejabat Azerbaijan juga melaporkan tentang tentara Armenia yang mengalami “masalah serius” dalam hal dukungan logistik sub-unit mereka, serta menderita “kerugian besar di sepanjang front” yang diserang oleh tentara Azerbaijan.
“Kekhawatiran dari komando militer Armenia adalah bahwa para perwira tak mendapat (dukungan logistik). Mereka takut diserang oleh satuan kami, karenanya menolak untuk mengirimkan amunisi dan pelumas bahan bakar ke satuan garis terdepan,” ujarya.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengungkapkan bahwa sejak Ahad (27/9) pagi hingga sore tanggal 30 September, “musuh” menderita kerugian yang signifikan dalam hal tenaga kerja, militer dan peralatan tempur sehingga terpaksa mundur dari posisi yang diambil sebelumnya dan daerah-daerah penting di sepanjang depan wilayah.
Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, total kerugian Armenia untuk periode ini adalah 200 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, 228 artileri, beberapa sistem peluncuran roket dan mortir, 30 sarana pertahanan udara, enam pos kendali komando dan observasi, lima depot amunisi, lebih dari 110 kendaraan dan satu sistem rudal anti-pesawat S-300.
Laporan lain menyebut, dalam pertempuran Rabu malam, tentara Azerbaijan melancarkan “serangan artileri yang menghancurkan” ke posisi angkatan bersenjata Armenia yang ditempatkan di wilayah pendudukan.
Selain itu, konvoi militer Armenia yang bergerak ke berbagai arah berhasil dihancurkan oleh satuan militer Azerbaijan.
Tentara Armenia menargetkan jurnalis
Sementara itu, dalam bentrokan di perbatasan, tentara Armenia juga menarget wartawan yang bertugas di wilayah tersebut.
Namun, dilaporkan pula, sejak 27 September 2020, selama serangan lintas batas oleh tentara Armenia di Azerbaijan, banyak jurnalis selamat dari situasi yang mengancam jiwa mereka.
Pada Ahad (27/9) lalu, tim Kantor Berita Turki yang sedang bertugas (wartawan Anadolu News Agency dan TRT) berhasil menyelamatkan diri saat tentara Armenia menembakkan mortir yang mendarat dalam radius 100 meter dari markas kerja wartawan.
Selama serangan dalam lima hari terakhir, peluru yang ditembakkan oleh tentara Armenia menghantam wilayah kerja wartawan televisi seperti ARB TV, Hazar TV, Ictimai TV, Space TV, ATV, Baku TV, kantor berita negara Azertac, Kantor berita APA dan kantor berita Turan.
Parlemen Azerbaijan menyatakan keadaan perang di beberapa kota dan wilayahnya menyusul pelanggaran perbatasan Armenia dan serangan di wilayah Karabakh Atas yang diduduki, yang juga dikenal sebagai wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada Senin (28/9), Azerbaijan mengumumkan sebagian mobilisasi militer parsial di tengah bentrokan.
Konflik Karabakh Atas
Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak desakan organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.
Grup Minsk OSCE—yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia dan AS—dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Namun, gencatan senjata disepakati pada 1994.
Prancis, Rusia dan NATO, antara lain, mendesak kedua pihak untuk menghentikan segera bentrokan di wilayah pendudukan tersebut.
Azerbaijan dan Armenia adalah dua negara pecahan Uni Soviet (Rusia) yang masing-masing berdiri sendiri. Mayoritas penduduk Azerbaijan adalah Muslim (96%), sementara Armenia sebagian besar (97%) warganya menganut Kristen.
Dalam konflik ini, Azerbaijan mendapat dukungan penuh Turki. Sementara Armenia didukung Rusia. (mus)