SALAM-ONLINE.COM: Setelah sakit lebih dari dua tahun, Ustadz Abu Jibriel, tokoh Majelis Mujahidin itu menghadap Rabbnya pada Senin (12 Jumadil Akhir 1442 H/25 Januari 2021 M) malam di kediaman, Pamulang, Tangerang Selatan, sekitar pukul 23.05 WIB.
Banyak kenangan indah yang membersamainya. Sejumlah tokoh menuturkan kisah saat mengenang Abu Muhammad Jibriel AR atau Ustadz KH Muhammad Iqbal Abdurrahman, kelahiran Lombok Timur, 17 Agustus 1957 ini. Di antaranya kenangan dari mantan Wakil Sekjen MUI Ustadz KH Tengku Zulkarnain.
Di Instagramnya, Tengku mengatakan kehilangan sosok yang disebutnya sebagai sahabat dan guru itu.
“Innaalillaahi wa innaa ilaihirooji’uun. Malam ini kembali hati ini bersedih. Saya mendengar kabar wafatnya seorang lagi sahabat, yang merupakan guru kita semua, Syekh Abu Jibril,” tulisnya pada Senin (25/1) malam lalu.
Tengku Zulkarnain menggambarkan Ustadz Abu Jibriel, sapaan akrabnya, sebagai sosok yang tegas dan lugas dalam membela Islam, namun memiliki hati bak kapas.
“Ceramah beliau tegas dan lugas… Namun, hati beliau lunak bagai kapas,” ujarnya.
Ustadz Tengku pun terkenang pada kebaikan Ustadz Abu Jibriel saat berada di Padang Arafah pada musim haji tahun 2017.
“Saat itu saya sedang mengejar khataman Al-Qur’an menjelang Magrib di Arafah. Sejak pagi saya sudah tancap gas. Beliau membujuk saya untuk makan siang. Saya katakan, ‘Saya tidak lapar dan ingin khatam sebelum Magrib.’ Lalu beliau mengambil makanan dan menyuapi saya. ‘Nanti Ustadz sakit,’ kata beliau. Ah, demikian penuh perhatiannya beliau pada orang lain,” kenang Tengku Zulkarnain.
Musisi Ahmad Dhani juga merasa kehilangan dengan sosok Ustadz Abu Jibriel. Dia mengunggah foto kenangan bersama Ustadz Abu Jibriel. Melalui instagramnya, Ahmad Dhani mengucapkan turut berduka.
“Innaalillaahi wa innaa ilaihirooji’uun… Telah meninggal Abah kami, Ustadz Abu Muhammad jibriel @Mohammad Iqbal,” tulis Ahmad Dhani di Instagramnya, Selasa (26/1/21). “Allahummaghfirlalu warhamhu wa’aafihii wa’fu ‘anhu,” lanjutnya.
Rasa duka juga diungkapkan dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) melalui unggahan foto di akun Instagramnya.
“Innaalillaahi wa innaa ilaihirooji’uun. Telah berpulang ke Rahmatullah Ustadz Abu Muhammad Jibril (17 Agustus 1957-25 Januari 2021) Wakil Amir Majelis Mujahidin, malam Selasa, 25 Januari 2021, Pk 23.05 WIB di kediamannya,” tulis UAS di akun Instagramnya, Selasa (26/1).
Melalui akun Instagram Ustadz Abu Muhammad Jibriel, sang istri, Ummi Fatimah Zahrah, mengungkapkan suaminya menghembuskan nafas terakhir pada pukul 23.05 WIB (Senin malam). Ia mengucapkan selamat jalan dan meminta doa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan.
“Abah sudah ketemu dengan Rabbnya yang selama ini disembah. Selamat jalan Abah, Allah sayang Abah. Ya Allah, kuatkan Ummi dan adik-adik,” tulis istri Abu Jibriel di akun Instagram @ustadzabujibriel.
Menantu Ustadz Abu Jibriel, Faisol, mengenang Abah Mertuanya sebagai sosok yang rajin bersilaturahim, kepada tokoh, jamaah masjid, dan lainnya. Kegemaran bersilaturahim ini tak bisa dilakukan sesering seperti sebelumnya sejak Abah mulai sakit, lebih dari dua tahun lalu. Namun di tahun-tahun pertama sakitnya pun, Ustadz Abu Jibriel tetap melangkah ke masjid.
“Di awal-awal sakit, Abah tetap shalat berjamaah di masjid dan menjadi imam hingga beliau tak mampu lagi untuk melangkah ke masjid,” tutur Faisol.
Masjid adalah salah satu sarana untuk tetap terjalinnya silaturahim. Karena itulah Abu Jibriel sering menghabiskan waktunya di masjid dekat rumahnya, Masjid Al Munawwarah. Dan rutin memberikan taushiyah.
Seperti diungkapkan Ustadz Tengku Zulkarnain, Ustadz Abu Jibriel adalah sosok yang tegas dan lugas. Hal ini juga dibenarkan oleh Teguh, salah seorang penjaga Masjid Al Munawwarah.
“Dia orang yang sangat tegas,” ungkap Teguh, seperti dikutip detikcom. Bahkan, kata Teguh, Abu Jibriel tak segan-segan menegur orang yang tidak menjalankan shalat jika waktunya tiba.
Diceritakan, Ustadz Abu Jibriel pernah menghampiri sekumpulan tukang ojek yang sedang mangkal dekat rumahnya. Abu Jibriel pun mendekati sekumpulan tukang ojek itu dan meminta mereka segera beranjak ke Masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Seruan untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid ini tak hanya ditujukan ke orang lain, karena Abu Jibriel pun tak melupakan keluarganya, mengajak anak-anaknya ke masjid.
Faisol, sang menantu, menceritakan kebiasaan Abah untuk mengingatkan keluarganya agar shalat berjamaah di masjid. Sebelum tiba waktu Subuh, Abah membangunkan keluarganya di rumah dengan cara mengumandangkan adzan.
“Ya, kenangan yang saya tak lupakan adalah saat setiap pukul 3 dini hari jelang Subuh, Abah membangunkan keluarga dengan cara melantunkan adzan,” tutur Faisol.
Sejak sakit dan hanya berada di tempat tidur, kebiasaan baik yang selama ini dilakukan Abah untuk membangunkan keluarga jelang Subuh, jadi kenangan Faisol dan anak-anak Abu Jibriel.
Kenangan itu sangat membekas. Semua kebaikan dan amal shalih Ustadz Abu Jibriel tak lekang oleh waktu. Meskipun Abah telah pergi ke awal kehidupan barunya. Meninggalkan jejak-jejak teladan penuh tuntunan.
Ya, Ustadz Abu Jibriel telah menghadap Rabbnya, dengan senyum, yang, “Makin lama senyumnya makin lebar,” kata sang istri. Warisan kashalihannya tak sirna.
Abu Muhammad Jibriel dan Ahmad Isrofiel Mardlatillah, putra pertama dan kedua Ustadz Abu Jibriel, mewakili pihak keluarga, adalah yang pertama kali mengabarkan kepergian Abah pada Senin (25/1) malam lalu.
“Sampai ketemu di Jannah, Abah. Semoga Allah kumpulkan Abah di Surga Firdaus bersama para Nabi, Shiddiiqqiin, Syuhada dan Shalihin. Allahumma aamiin,” harap keduanya saat mengabarkan kepergian Abah.
Abah telah memenuhi panggilan Rabbnya. Abah, sebuah panggilan kesayangan keluarga dan kerabat. Bernama asli Fikhruddin dengan nama haji (saat menunaikan ibadah haji), Muhammad Iqbal, di kalangan lebih luas, Abah pun dikenal dengan nama Abu Jibriel.
Selasa, 12 Jumadil Akhir 1442 H/26 Januari 2021 M, usai dishalatkan di Masjid Al Munawwarah, Witana Harja, Pamulang, Tangerang Selatan, ba’da Zuhur Allahyarham Ustadz Abu Jibriel dimakamkan di TPU Babakan, Setu, Tangsel.
Selamat jalan Abah. Yaa Rabb, Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihii wa’fu ‘anhu… (mus)