10 Tahun Perang Suriah, 12.000 Anak Meregang Nyawa dan Cedera
SALAM-ONLINE.COM: Perang Suriah yang terjadi 10 tahun lalu (11 Maret 2011) telah membunuh atau mencederai hampir 12.000 anak di negara tersebut, demikian laporan terbaru Lembaga (Bantuan) Dana Anak-anak PBB, United Nations Children’s Fund (UNICEF), pada Rabu (10/3/2021), dikutip Kantor Berita Anadolu.
UNICEF memperingatkan bahwa perang telah meninggalkan kehidupan dan masa depan generasi tergantung pada seutas benang. Hampir 90% anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dikatakan, anak-anak dan keluarga di Suriah menghadapi situasi dan kondisi “genting”.
Laporan tersebut menguraikan dampak “mengejutkan” dari perang. Harga rata-rata sekeranjang makanan telah meningkat lebih dari 230% selama perang.
Lebih dari 500.000 anak di bawah usia 5 tahun mengalami perlambatan atau penghentian pertumbuhan (fisik) karena kekurangan gizi yang kronis. Lebih dari 2 juta anak putus sekolah, 40% di antaranya perempuan. Dan lebih dari 5.700 anak, di antaranya berusia 7 tahun, telah direkrut untuk ikut berperang.
UNICEF juga mengungkapkan sejumlah anak yang dilaporkan mengalami gejala gangguan psikososial meningkat dua kali lipat pada tahun 2020—sebagai dampak yang terus menerus dari kekerasan, syok dan trauma yang mereka alami.
Laporan tersebut menyebut situasi di Suriah utara sangat mengerikan. Jutaan anak dan keluarga telah meninggalkan rumah mereka (yang hancur) akibat kekerasan dan serangan (pengeboman) dari rezim yang terus berlangsung. Mereka terpaksa tinggal di tenda, hidup di tengah hujan lebat dan salju.
Pada Maret 2011, 15 anak laki-laki ditahan dan disiksa oleh pasukan rezim Suriah karena menulis grafiti yang mendukung revolusi pada Musim Semi Arab di tahun itu.
Sejak itu perang berkecamuk, membuat anak-anak Suriah mengalami trauma jangka panjang, menurut laporan itu.
UNICEF melaporkan bahwa mereka memperluas operasi kemanusiaan di Suriah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga mereka yang terdampak, termasuk mengadakan imunisasi atau vaksinasi campak secara rutin bagi hampir 900.000 anak. UNICEF pun memenuhi kebutuhan hampir 4 juta anak agar dapat mengakses pendidikan formal dan non-formal; meningkatkan pasokan air untuk mendapatkan air minum yang aman bagi lebih dari 5,4 juta orang.
Direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan anak-anak Suriah “menunjukkan kepada kami ketekunan dan tekad”, meskipun tantangan “luar biasa” tengah mereka hadapi.
Namun, laporan itu mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk “meletakkan senjata dan datang ke meja perundingan”. Dikatakan, dunia tidak boleh hanya melihat dan melewati peringatan 10 tahun perang Suriah sebagai “sekadar tonggak suram lainnya”. (mus)