Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Gonjang ganjing kemungkinan ada Menteri Kabinet Joko Widodo yang akan mengundurkan diri menarik perhatian publik.
Meski dengan berbagai alasan, namun dipastikan mundurnya itu disebabkan Joko Widodo sudah tidak memberi harapan bagi sukses pemerintahannya.
Terlalu berat pembantunya untuk menunaikan tugas yang diemban sebagai Menteri.
Menteri yang pertama mundur akan berpengaruh pada Menteri lainnya. Apalagi jika mundurnya Menteri tersebut atas inisiatif dari Partai Politik yang menaunginya. Bacaannya menjadi kompleks. Efek domino sangat dimungkinkan. Reshuffle yang dilakukan menjadi sia-sia. Malah berujung pada kejatuhan Pemerintahan.
Potensi atau layak mundur adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani karena anggaran negara sudah sangat mengkhawatirkan. Utang besar yang sulit terbayar dan utang baru hanya menggali kubur lebih cepat. Menggenjot pajak rakyat bakal memancing kemarahan.
Sementara Menteri BUMN Erick Thohir menyusul kegagalan BUMN yang hampir seluruhnya terlilit utang dan berkinerja buruk. BUMN gagal menjadi pengisi pundi-pundi kas negara. Erick wajar jika mundur karena disorot keras atas nir-prestasi kerjanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi jika punya rasa salah akan menyatakan tidak sanggup lagi menjabat sebagai Menkes. Penanganan pandemi menjadi tanggung jawabnya. Ternyata ia tidak lebih bagus dari Terawan yang digantikannya. Potensi mundur besar.
Menhan Prabowo juga akan berhitung matang jika beberapa Menteri telah mengundurkan diri dan rakyat mendukung pengunduran itu. Keluar dari Kabinet adalah bagian dari cara untuk merehabilitasi diri.
Jika Golkar bermanuver, Menko Airlangga juga bisa lompat. Begitu juga dengan Mahfud MD yang selama ini menunjukkan kepribadian ganda, berbalik tarikan untuk kecendekiawanannya, meski telah sangat tercemar parah. Yang sulit mundur adalah Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan sang “penentu” Pemerintahan dan juga Menag Yaqut Qaumas yang baru menikmati lezatnya kursi Kementerian.
Menteri asal PDIP seperti Yasonna Laoly, Tjahjo Kumolo, Pramono Anung dan lainnya sangat tergantung pada perintah Megawati. Itu pun melihat tingkat ketegangan Megawati dengan Joko Widodo yang saat ini nampak tidak akur-akur amat. Petugas partai yang bermimik menjadi petugas siapa saja yang memakai.
Kabinet Joko Widodo sudah rapuh. Pandemi menggerogoti imunitas kesolidan. Hampir menyerupai mundurnya menteri-menteri di India akibat Moudi yang tak mampu dan ‘ndableg’.
Begitu juga dengan PM Malaysia Muhyiddin Yassin yang didesak UMNO agar mundur akibat ketidakbecusan menangani Pandemi. Di sini Joko Widodo juga gagal karena Panglima penanganan pandemi ini suka sembunyi dan tak jelas posisinya.
Kini tinggal menunggu waktu saja untuk mundurnya Menteri Kabinet Joko Widodo. Beradu cepat dengan reshuffle inisiatif Presiden. Akan tetapi situasi sudah semakin berat, sehingga semua menjadi tidak berarti lagi. Rakyat yang sadar sudah sepakat Joko Widodo harus diganti.
Tidak yakin? Buatlah referendum.
*) Penulis adalah Pemerhati Politik dan Kebangsaan