Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Persoalan seorang pengurus MUI Pusat ditangkap dengan tuduhan terlibat tindak pidana terorisme masih memerlukan pembuktian. Berlaku asas praduga tak bersalah.
Di kalangan umat Islam banyak yang menyesalkan tindakan Densus 88 yang dinilai “over acting” dalam penangkapan Ulama. Desakan pembubaran Densus 88 tersebut menggema. Ada nuansa Islamofobia.
Mencari kesempatan dalam kesempitan terjadi di kalangan Islamophobist. MUI mendapat serangan mulai dari sebutan sarang radikalis hingga desakan pembubaran. Buzzer berteriak sambil berjingkrak kesetanan.
Di tengah teriakan para buzzer tersebut muncul suara seorang Romo yang bernama Antonius Benny Susetyo. Dia berkomentar, “MUI harus berbenah, jangan jadi sarang kelompok radikal.” Tokoh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini sudah menghukumi MUI sebagai sarang kelompok radikal.
Netizen segera membalas dengan menyindir agar Vatikan juga segera membersihkan diri dari kelompok gay karena terbongkar banyak uskup adalah penikmat hubungan sesama jenis.
Ikut campurnya tokoh keuskupan Katolik Roma terhadap kasus pengurus MUI dinilai tak pantas. Urusan di organisasi KWI juga tentu banyak.
Benny ini juga menjadi Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yang sok Pancasilais. Padahal badan ini dikritisi sebagai lembaga yang boros dan tidak bermanfaat. Makan gaji buta tanpa kerja yang bermakna bagi rakyat banyak.
Desakan agar BPIP dibubarkan juga cukup kuat. Salah satu karena isinya orang model Benny Susetyo seperti ini. Pastor dan tokoh KWI yang ikut campur urusan MUI.
Apa motif si Romo ini meminta MUI membersihkan diri? Memancing di air keruh atau menyatakan KWI sendiri yang bersih? Benny dapat disorot oleh umat Islam sebagai tokoh radikal. Yang harus dibersihkan baik dari KWI maupun BPIP. Jika motifnya mengadu domba dan memanas-manasi, maka jangan-jangan tercemari oleh perilaku dan gaya PKI.
Negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Lembaga dan tokoh Islam sedang dimusuhi. Sedikit saja ada celah maka diserang habis, bukan saja oleh pihak yang menganggap kompeten, tetapi juga oleh aktivis agama lain seperti tokoh Katolik Romo Antonius Benny Susetyo ini.
Romo, gak usah ikut campurlah urusan umat Islam. Urus agama-mu sendiri.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan