Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Tiga rasa muncul setelah membaca berita sambutan Giring Ganesha Ketum PSI di depan Joko Widodo. Tiga rasa itu adalah kaget, sedih dan lucu. Kaget, karena beraninya Giring menyebut “pembohong” untuk seseorang di depan figur yang bergelar “The King of Lip Service”.
Sedih, karena sebuah partai “milenial” terhimpit dalam sesak nafas puja-puji dewa. Lucu, karena bermindset terbalik. Sepatu jadi topi dan topi sebagai sepatu.
Terbalik melihat, seolah-olah Joko Widodo adalah Presiden terbaik, padahal rakyat memandang sebagai sosok Presiden terburuk. Sulit melihat prestasi signifikan dari kepemimpinannya.Yang mudah untuk diinventarisasi adalah berbagai kegagalan dan sikap inkonsistennya.
Nampaknya nama Giring Ganesha berkaitan dengan peristiwa dulu saat menggiring gajah besar-besaran di Lampung. Kini dalam acara Ultah PSI di hadapan Joko Widodo, Giring ingin menggiring sebutan pembohong ke arah Anies Gubernur DKI dengan nada kekhawatiran bahwa Anies akan menjadi pengganti Joko Widodo. Bagai mengajukan proposal siap menghantam figur intoleran, pembohong, sentimen agama, ayat-ayat dan sebutan lainnya itu.
Sayangnya giringan pembohong untuk Anies tidak rasional dan tidak berbasis fakta. Sebaliknya justru yang ramai di media yang mendapat predikat pembohong adalah yang ada di depan Giring sendiri yaitu Joko Widodo. BEM UI menyematkannya dengan gelar “The King of Lip Service”.
Giring menggiring kebohongan soal Joko Widodo terbaik atau Anies pembohong. PSI yang dipimpinnya menjadi partai genit sok kritis yang memandang Anies Gubernur yang harus terus disalahkan dan dipojokkan.
Ada nuansa pesanan dan kendali. Kekhawatiran dan gemetarnya Giring oleh Anies bukan hal mustahil menjadi pertanda kebenaran yang ditakutinya akan terjadi.
Dulu Fir’aun takut ada anak lelaki yang akan menjatuhkannya. Maka ia berusaha keras menutup peluang itu dengan membunuh setiap bayi laki-laki yang dilahirkan. Ternyata ramalannya terbukti. Laki-laki yang meruntuhkan kekuasaannya itu berada tidak jauh dari Istananya sendiri. Musa “the messenger” menenggelamkan Fir’aun “si pembohong sombong” bersama seluruh kroninya.
Pidato Giring yang menyodok Anies Baswedan habis-habisan hanya memberi cap diri bahwa PSI adalah partai Islamofobia yang menafikan, bahkan melecehkan ayat-ayat. Partai penggiring kebohongan baru di kancah perpolitikan bangsa Indonesia.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan