Ayah Prof Fadi Minta Hukum Mati Agen Mossad yang Bunuh Putranya di Malaysia
SALAM-ONLINE.COM: Ayah dari seorang Profesor Palestina yang dibunuh oleh agen mata-mata Zionis, Mossad, meminta hukuman mati bagi pembunuh putranya. Mohammad Al-Batshy membuat seruan itu setelah rincian lebih lanjut dari pembunuhan putranya, Fadi Mohammad Al-Batshy, diungkapkan oleh Kementerian Dalam Negeri di Jalur Gaza.
Ilmuwan Palestina Dr Fadi Al-Batshy, seorang Profesor di Universitas Kuala Lumpur, dibunuh di Malaysia pada 21 April 2018. Meskipun pembunuhan itu didalangi dan direncanakan oleh Mossad, Kementerian Dalam Negeri di Jalur Gaza mengatakan bahwa seorang pria Palestina dari Gaza turut terlibat dalam pembunuhan itu.
Menurut keterangan resmi, pria yang dimaksud kembali ke Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Tidak ada rincian yang diberikan tentang kapan atau bagaimana selanjutnya. Hanya dijelaskan bahwa dia telah ditahan oleh Internal Security Services selama empat bulan.
“Dia mengakui bahwa dia adalah satu dari empat pembunuh yang terlibat dalam operasi Mossad di Malaysia,” ungkap kementerian itu, dilansir Middle East Monitor, Senin (10/1/2022).
Salah satu pembunuh lainnya, katanya, berasal dari negara Arab, yang tidak disebutkan namanya. Yang lainnya bukan orang Palestina atau Arab.
Pria yang tidak disebutkan namanya itu juga mengaku telah bekerja untuk badan intelijen penjajah (Mossad) sejak 1996. Dia mengaku telah melakukan beberapa misi untuk Mossad di dalam dan di luar Palestina.
Media-media Malaysia yang menyebut Prof Fadi sebagai Imam dari Palestina itu juga melansir pembunuhannya di Kuala Lumpur didalangi agen asing, khususnya Mossad.
Kepala Polisi Kuala Lumpur Datuk Seri Mazlan Lazim saat itu mengatakan pria Palestina berusia 35 tahun tersebut ditembak oleh dua lelaki yang menaiki sepeda motor.
Juru bicara Hamas di Gaza, seperti dilansir Al Jazeera kala itu mengatakan Dr Fadi sebagai anggota Hamas. “Dr Fadi mati syahid,” katanya.
Diberitakan, Dr Fadi Muhammad Al-Bathsy (35) asal Jabaliya, utara Gaza, Palestina, diberondong tembakan lebih dari 10 kali oleh dua pria tak dikenal yang menggunakan sepeda motor, Sabtu (21/4/2018). Dr Fadi Al-Bathsy ketika itu berjalan kaki menuju Masjid untuk shalat Subuh, di dekat rumahnya, di Kuala Lumpur.
Keluarga Al-Bathsy menyatakan agen/mata-mata Zionis, Mossad, berada di balik pembunuhan tersebut. Begitu pula Hamas. Gerakan perlawanan Palestina ini menyebut anggotanya itu dibunuh oleh Mossad.
Ratusan pelayat dari komunitas Arab dan warga Malaysia setempat ikut serta dalam shalat jenazah dan penghormatan terakhir sebelum jasad Dr Fadi Al-Bathsy yang telah tinggal sekitar 10 tahun di negara itu “diterbangkan” ke kampung halamannya, Jalur Gaza..
Duta besar Palestina Anwar Al-Agha dan perwakilan Mufti Malaysia Zulkifli Mohamad juga menghadiri upacara penghormatan terakhir profesor doktor di bidang energi kelistrikan tersebut.
Banyak pelayat yang mengibarkan bendera Palestina dan foto-foto dari dosen yang terbunuh dalam upacara penghormatan terakhir tersebut.
Jenazah Dr Al-Bathsy “diterbangkan” pada Rabu (25/4/2018) malam menuju kampung halamannya, Jabaliya, Gaza utara, Palestina, untuk dimakamkan di sana. Istri dan ketiga anaknya yang masih kecil pun kembali ke Gaza. (mus)