Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Ironis, di Indonesia yang Konstitusinya menentang penjajahan justru membuat museum kisah dan sejarah dari si penjajah. Zionis Yahudi adalah penjajah bangsa Palestina. Secara terang-terangan sang Zionis mencaplok, menduduki dan mengusir paksa warga Palestina dari tanah airnya.
Kini di Minahasa, Sulawesi Utara, dibuat museum sejarah Zionis Yahudi saat mendapat perlakuan buruk dari penguasa Nazi Jerman. Museum Holocaust.
Indonesia yang mayoritas Muslim mengutuk perilaku Zionis Yahudi yang melakukan “holocaust” atas bangsa Palestina. Karenanya tak layak ada elemen bangsa yang bersimpati, mendukung atau ikut memonumenkan sejarah Zionis Yahudi tersebut.
Pembuatan Museum Holocaust sungguh sangat menyakitkan bangsa Palestina, umat Islam sedunia, serta melanggar Konstitusi Negara Republik Indonesia.
Minahasa itu masih menjadi bagian dari Indonesia, warganya adalah warga negara Indonesia, seluruhnya bangsa Indonesia. Oleh karenanya apapun agamanya harus tunduk dan patuh pada kebijakan negara yang jelas-jelas menyatakan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan menentang penjajahan Zionis Yahudi.
Pendirian Museum Holocaust adalah cara manipulatif untuk menutupi kebrutalan Yang dilakukan Zionis. Mencari simpati dengan pola memainkan perasaan korban. Padahal perilaku Zionis Yahudi meski dengan model yang berbeda juga tak kalah brutal dan biadabnya dengan Nazi di masa lalu.
Kebiadaban yang sebanding dengan peristiwa Kristallnacht, penjara Auschwitz, ataupun Ghettoisasi. Seruan untuk menghentikan pembangunan Museum Holocaust dengan sponsor Zionis Yahudi di Minahasa adalah penting karena “masuknya” Zionis ke Indonesia sangat membahayakan. Menimbulkan keresahan dan membangun sentimen kemasyarakatan, akidah dan politik.
Sebaliknya yang lebih sejalan dengan sikap Pemerintah dan bangsa Indonesia dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina adalah membangun “Museum Kejahatan Zionis Yahudi di Palestina”.
Ini lebih urgen dan rasional. Lebih mampu untuk menekan tindakan kejahatan yang terus menerus menduduki dan mengusir serta membunuhi warga Palestina.
Sejak Zionis Yahudi memproklamasikan berdirinya negara dari hasil jajahan pada 1948, kejahatan terus dilakukan dengan menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Zionis Yahudi adalah pelaku dari pelanggaran HAM sangat berat yang dikutuk dunia “crime against humanity”.
Kejahatan dan kebiadaban Zionis Yahudi luar biasa berisi serial pembantaian demi pembantaian. Peristiwa pembantaian di Masjid Dahmash sungguh memilukan. Demikian pula Jama’ah di Sasha, pembantaian teroris Zionis Irgun dan Stem di Deir Yassin.
Wanita hamil yang dicabik-cabik bayonet dan dipotong-potong tubuhnya serta 52 anak yang disayat-sayat di depan ibunya. Pengusiran dan pembantaian di Qibya, Kafr Qasem, Khan Yunis, Masjid Aqsha hingga peristiwa Shabra-Shatila. Belum lagi dibombardirnya Gaza serta perbuatan sadis lainnya. Zionis adalah penjajah yang biadab.
Membangun Museum Kejahatan Zionis Yahudi menjadi sangat penting. Bangsa Indonesia mesti memelopori, baik sendiri atau bersama-sama dengan dunia Islam lainnya. Jangan terkecoh dan mudah dibodohi oleh kamuflase Museum Holocaust di Minahasa. Museum ini akan menjadi pintu masuk gerakan Zionis untuk mengacak-acak NKRI.
Kini pilihan bijak akumulasi sebagai bangsa yang konsisten dan bermartabat adalah hentikan pembuatan Museum Holocaust Zionis di Minahasa dan segera bangun Museum Kejahatan Zionis Yahudi atas bangsa Palestina! Museum yang membantu kemerdekaan bangsa dan rakyat Palestina.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan