Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Setelah menyebut bahwa ritual Kendi Nusantara hampir gagal karena Anies dianggap berkhianat dengan tidak membawa tanah keramat, kini Ki Bedul “Sakti” yang tidak sakti, dukun asal Medan, mengomentari gagalnya pawang hujan Rara menghentikan hujan saat MotoGP Mandalika yang dihadiri Presiden Joko Widodo, juga Anies Baswedan.
“Ini semua gara-gara Anies, auranya aneh karena sering bertemu dengan ulama radikal…!!” kata Ki Bedul “Sakti”.
Menurutnya, Mbak Rara bukan pawang sembarangan, ia “bisa berbicara dengan awan”. Pengalamannya di atas rata-rata, “Hanya bisa disejajarkan dengan saya,” ucap Ki Bedul yang pernah menjadi tim pemenangan spiritual Jokowi-Ma’ruf.
Pawang Rara yang berjalan di sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) membawa baskom emas bertopi proyek putih telah gagal menahan hujan. Malah petir menyambar sirkuit. Menjadi tontonan pembalap dan kru tim serta penonton. Memalukan dan mengenaskan.
Anies yang kehadirannya di Lombok mendapat sambutan meriah warga, ternyata dianggap penyebab dari kegagalan itu oleh Ki Bedul. Lucunya Ki Bedul ini bawa-bawa “radikal-radikul” segala. Itu akibat Anies sering bertemu ulama radikal, katanya. Meski sudah teriak-teriak tetapi hujan tetap lebat. “Emang gua pikirin,” cetus awan, mungkin.
Ki Bedul “Sakti” ternyata tidak sakti. Dengan menyalahkan Anies karena gaul dengan “ulama radikal”, ia pun gagal “mengerahkan” genderuwo, tuyul, leak, nyi blorong dan lainnya untuk menaklukkan Anies Baswedan. Ki Bedul tidak sakti, tetapi mungkin sakit.
Rakyat Indonesia sedang dibawa oleh Joko Widodo ke dunia lain, dunia pedukunan, dunia penampakan. Hancur negara ini oleh proses pembodohan sistematis. Sejak ritual Ibu Kpta Negara hingga pawang Mandalika. Bangsa Indonesia menjadi tontonan dunia yang memilukan dan memprihatinkan.
Presiden Joko Widodo yang konon ingin tiga periode mungkin juga tengah mengerahkan bantuan pasukan genderuwo dan sejenisnya dengan arahan dan undangan para dukun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Esa dan Maha Kuasa sedang memperlihatkan kebodohan para pemimpin bangsa. Terganggu kesehatan iman dan konsistensi dalam beragama. Presiden dan kabinet yang belepotan di semua aspek baik ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun agama.
Sementara rakyat kehilangan harapan atas perilaku pemimpin yang telah mempersetankan ideologi, konstitusi dan misi suci dalam membangun negeri. Mereka hanya memikirkan diri dan kelompoknya sendiri.
Kini di era Ki Bedul “Sakti” yang tidak sakti ini dunia tengah menertawakan kebodohan dan keprimitifan kita. Kita sendiri yang membunuh sila-sila Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Bubarkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan seluruh jajaran personalianya. Tidak terasa manfaatnya. Hanya pemborosan, pencitraan dan pengkooptasian kedaulatan rakyat. Ataukah keberadaan badan ini juga hasil saran, bisikan atau nasihat dari para dukun?
Dukun itu “bedul-bedul” tidak sakti.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan