Pasukan Zionis Tangkap 6 Nelayan Palestina di Laut Lepas Pantai Gaza
SALAM-ONLINE.COM: Pasukan angkatan laut Zionis penjajah menangkap enam nelayan Palestina pada Senin (28/11/2022). Para nelayan itu bekerja menangkap ikan di laut lepas pantai dekat pelabuhan selatan Jalur Gaza yang terkepung. Keluarga mereja tidak mengetahui posisi mereka saat ini.
Saksi mata Palestina mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa kapal perang Zionis menembakkan peluru ke udara sebelum mengepung dua kapal penangkap ikan, menangkap para nelayan dan menyita perahu dan peralatan mereka.
Mereka mengatakan para nelayan itu berlayar di daerah yang diperuntukkan bagi penangkapan ikan di lepas pantai Rafah, selatan Jalur Gaza.
Nelayan yang ditangkap, Mohammed, Jawad Youssef Abu Ghanem, Tayseer, Mahmoud Yahya Bakr, Ahmed Salah Mekdad dan Rami Izzat Bakr, dibawa pasukan penjajah ke tempat yang dirahasiakan.
Ketua Asosiasi Nelayan Palestina, Nizar Ayyash, mengatakan kepada MEE bahwa para nelayan tersebut adalah penduduk kamp pengungsi Shati.
“Penangkapan itu merupakan bagian dari serangan Zionis ‘Israel’ yang sedang berlangsung terhadap nelayan Palestina di Gaza—yang meningkat—mencapai 20 serangan dan 55 penangkapan sejak Januari,” kata Ayyash.
Dia menambahkan bahwa pasukan angkatan laut Zionis “Israel” berusaha untuk mengosongkan area laut nelayan Palestina dan menghancurkan profesi kedua penduduk Jalur Gaza itu. Setidaknya 4.500 orang di antaranya bekerja sebagai nelayan untuk menghidupi seluruh keluarga mereka.
Mempertaruhkan nyawa di laut
Perikanan adalah salah satu industri terbesar di daerah kantong pantai, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,1 juta warga Palestina itu.
Zionis penjajahl telah mempertahankan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza sejak 2007, yang menurut para kritikus adalah hukuman kolektif terhadap warga miskin.
Khamis Bakr, saudara laki-laki Tayseer (30) dan Mahmoud (34), mengatakan kepada MEE bahwa memancing ikan adalah sumber pendapatan utama keluarga mereka.
“Tayseer dan Mahmoud bekerja di kapal nelayan kecil yang mereka sewa. Mereka berdua sudah menikah dan punya keluarga. Ini bukan pertama kalinya mereka ditangkap di laut,” ungkap Bakr.
Dia menambahkan bahwa kedua bersaudara itu adalah pencari nafkah utama untuk sebuah keluarga beranggotakan 40 orang yang semuanya tinggal dalam satu rumah.
“Kami khawatir dengan orang-orang kami,” kata Bakr, seraya menambahkan bahwa beberapa anggota keluarga yang bekerja di bidang perikanan ditangkap pada saat bekerja di laut. Satu orang terluka oleh tembakan pasukan penjajah.
“Biasanya, pasukan penjajah akan segera membebaskan mereka, tapi kami tidak tahu keberadaan mereka kali ini,” ujar Bakr.
“Mereka mempertaruhkan hidup mereka di laut untuk membeli roti dan mentega ke keluarga mereka. Mereka bukan merupakan ancaman bagi siapa pun, tapi mengapa Zionis (penjajah) menyerang dan menyita perahu mereka?” (mus)