13 Warga Palestina Terluka dalam Serangan Pasukan Penjajah di Kamp Jericho
SALAM-ONLINE.COM: Setidaknya 13 warga Palestina terluka pada Sabtu (4/2/2023) dalam serangan militer Zionis penjajah di sebuah kamp pengungsi di Jericho, sebelah timur Tepi Barat yang diduduki/dijajah.
Tentara penjajah menyerbu kamp pengungsi Aqbat dan mengepung sebuah rumah dalam serangan untuk penangkapan Sabtu dini hari, mengakibatkan baku tembak antara pasukan Zionis dengan penduduk, demikian kantor berita negara Palestina Wafa yang dikutip Middle East Eye (MEE) melaporkan Sabtu (4/2).
Sementara itu media Zionis mengatakan tentara pendudukan telah menembakkan peluru kendali anti-tank ke kamp Palestina tersebut.
Pekan lalu, Gubernur Jihad Abu al-Assal menuduh Zionis menempatkan Jericho di bawah “pengepungan” setelah seorang Palestina melepaskan tembakan ke arah sebuah restoran di persimpangan dekat kota. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam insiden tersebut.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan penjajah telah menghalangi tim medis untuk mencapai daerah itu saat serangan hari Sabtu, sebelum yang terluka dibawa ke rumah sakit. Tiga dari yang cedera dilaporkan dalam kondisi terluka serius.
Perkumpulan Tahanan Palestina mengatakan bahwa tentara penjajah telah menahan sembilan warga Palestina, setelah menggerebek dan menggeledah rumah mereka.
Pasukan Zionis juga menghancurkan sebagian dari tiga rumah dan merusak peternakan unggas di kamp tersebut.
Wafa melaporkan bahwa Jericho telah dikepung sejak Sabtu lalu, ketika tentara penjajah membangun penghalang dan balok semen di pintu masuk kota.
Lonjakan dalam kekerasan
Di tempat lain di Tepi Barat, pasukan Zionis pada Jumat (3/2) menembak mati Abdullah Sami Qalalweh, seorang warga Palestina berusia 26 tahun, di dekat kota Huwara, selatan Nablus.
Militer penjajah mengklaim bahwa Qalalweh telah mendekati pos militer di dekat pangkalan militer di daerah Huwara, dan menolak perintah untuk berhenti. Pasukan melepaskan tembakan ke udara sebelum seorang tentara penjajah menembak dan membunuhnya. Tentara Zionis mengonfirmasi kepada AFP bahwa Qalalweh tidak bersenjata.
Kematian Qalaweh membuat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan dan pemukim Zionis tahun ini bertambah menjadi 36 orang. Sebanyak 35 di antaranya ditembak mati pada Januari—bulan paling mematikan di Tepi Barat sejak 2015.
Lebih dari setengah yang dibunuh berada di kota Jenin di Tepi Barat utara, yang, bersama dengan di Nablus, telah menjadi fokus operasi pencarian dan penangkapan hampir setiap malam oleh pasukan penjajah sejak tahun lalu.
Kekerasan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah serangan militer Zionis di kamp pengungsi Jenin yang menewaskan 10 warga Palestina pekan lalu.
Sehari setelah serangan Jenin, seorang pria bersenjata Palestina membunuh tujuh orang dalam serangan penembakan pada Sabtu di pemukiman Yahudi Yerusalem Timur yang diduduki/dijajah.
Akhir pekan berikutnya, warga Palestina di Tepi Barat mengalami lonjakan serangan pemukim penjajah. Pada 29 Januari, pemukim ilegal tersebut melancarkan 144 serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka di Nablus.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Middle East Eye, pasukan Zionis membunuh lebih banyak orang Palestina di Tepi Barat yang diduduki/dijajah pada tahun 2022 dibandingkan tahun kalender mana pun sejak Intifadhah Kedua. (mus)